Reporter: Asep Munazat Zatnika, Merlinda Riska, RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Duh, banjir tahunan di Jakarta datang lagi. Selama dua hari terakhir, sejumlah kawasan Ibukota tergenang air bah. Ekonomi nasional terganggu karena nyaris 60% uang negara ini berputar di Jakarta.
Banjir tak hanya menggenangi jalan raya dan perumahan, juga pusat perbelanjaan dan industri. Tak heran, omzet bisnis sejumlah usaha hanyut terbawa arus banjir. Taksiran kerugiannya mencapai triliun rupiah.
Kawasan industri dan perdagangan di Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat paling terkena dampaknya. Di Sunter, Jakarta Utara, air bah merendam pabrik kosmetik Pixy milik PT Mandom Indonesia Tbk. "Sekarang produksi di Sunter distop sementara," kata Alia Dewi, Sekretaris Perusahaan Mandom Indonesia, kepada KONTAN, Selasa (10/2).
Belum ada perhitungan nilai kerugian akibat bencana tahunan ini. Manajemen Mandom mengklaim bencana ini tak begitu ganggu penjualan. Ketua Kadin Suryo Bambang Sulistyo, menilai, banjir di kawasan Sunter, sebagai contoh, merugikan pabrik otomotif. "Jika sehari pabrik memproduksi 1.000 mobil, dengan harga per unit Rp 200 juta, kerugian Rp 200 miliar per hari," terang Suryo.
Pebisnis ritel juga kena dampaknya. Sejumlah pusat perbelanjaan di berbagai sentra bisnis di Jakarta, seperti Mangga Dua Mall, ITC Harco Mas dan lain-lain, tergenangi banjir. "Perkiraan kami ada 75.000 kios dan toko harus tutup karena banjir," tutur Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum Kadin Jakarta.
Kalkulasi Sarman, jika omzet per toko Rp 20 juta per hari, kerugian yang terjadi di 75.000 kios mencapai Rp 1,5 triliun per hari. Kerugian ini bisa bertambah akibat barang dagangan rusak terendam banjir. Bisnis transportasi juga tampak menderita kerugian.
Muhammad Fadhil, Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek mengatakan, selama dua hari ini jumlah penumpangnya merosot sekitar 27% dari jumlah penumpang setiap harinya. Sebagai gambaran, selama ini pengguna KRL berkisar antara 650.000-750.000 orang per hari. Gara-gara banjir, jumlah itu turun menjadi sekitar 475.000-550.000 per hari.
Perusahaan taksi ikut terkena dampaknya. Menurut Merry Angraini, Sekretaris Perusahaan PT Express Transindo Utama Tbk, jalan yang tergenang air menyebabkan pendapatan armada turun. "Kendaraan juga rusak karena menerjang banjir," kata Merry.
Banjir di Jakarta adalah fenomena musiman saban tahun. Seharusnya pemerintah pusat dan daerah bisa mencegah agar hujan ini tak berubah menjadi mimpi buruk bagi pengusaha setiap tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News