Sumber: BNPB,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Alih fungsi hutan menjadi kebun sawit dan pertambangan disinyalir menjadi penyebab bencana banjir dan longsor di Sumatra pada akhir November 2025. Nyatanya, ada jutaan hektare lahan kebun sawit di Sumatra. Berikut data terbaru luas perkebunan kelapa sawit di Sumatra tahun 2025.
Banjir dan longsor di tiga provinsi di Sumatra, yakni Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat menyebabkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. BNPB mencatat, jumlah korban jiwa bencana alam ini mencapai 770 jiwa per Rabu 3 Desember 2025.
Kemudian, sebanyak 463 jiwa masih hilang dan 2.600 orang terluka. Selain itu, 3,2 juta jiwa terdampak banjir dan longsor ini.
Baca Juga: Pemerintah Bidik Investasi Rp 13.032 Triliun hingga 2029, Ekonom: Agak Sulit
Bencana banjir dan longsor yang dahsyat disinyalir karena alih fungsi hutan untuk kebun sawit. Diberitakan Kompas.com, wilayah Sumatera tercatat sebagai pusat produksi kelapa sawit nasional dan menguasai sekitar separuh total areal perkebunan sawit di Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Besarnya kontribusi ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Sumatera yang sangat ideal untuk budidaya kelapa sawit. Namun, perlu dicatat bahwa perluasan perkebunan sawit juga menimbulkan sejumlah dampak ekologis, mulai dari kebakaran hutan akibat pembukaan lahan dengan api, konflik manusia dengan satwa liar seperti harimau serta gajah, hingga meningkatnya frekuensi banjir di beberapa daerah.
Baca Juga: Kemenhaj Tunda Seleksi PPIH di 3 Provinsi Terdampak Bencana
Perkebunan Kelapa Sawit Sumatera (Data BPS 2025)
BPS mencatat total luas perkebunan kelapa sawit di Pulau Sumatera mencapai lebih dari 8,78 juta hektare. Angka ini hanya mencakup perkebunan yang tercatat secara resmi. Artinya, luas sebenarnya bisa lebih besar jika memperhitungkan kebun sawit ilegal, termasuk yang berada di kawasan taman nasional maupun hutan lindung.
Riau menempati posisi teratas sebagai provinsi dengan kebun sawit terbesar di Indonesia. Selama beberapa dekade, provinsi ini konsisten menjadi pusat produksi sawit nasional.
Menurut data BPS 2025, total luas perkebunan kelapa sawit di Riau mencapai lebih dari 3,41 juta hektare, mencakup perkebunan rakyat, swasta, dan BUMN. Kabupaten seperti Rokan Hulu, Rokan Hilir, Pelalawan, dan Siak merupakan lumbung utama produksi.
Luasnya areal ini menjadikan Riau salah satu pemasok terbesar crude palm oil (CPO) di Indonesia.
Posisi kedua ditempati oleh Sumatera Utara dengan luas perkebunan mencapai 1,36 juta hektare. Provinsi ini memiliki sejarah panjang industri sawit sejak masa kolonial Belanda, dan menjadi lokasi berbagai perusahaan besar, baik swasta maupun BUMN.
Wilayah seperti Langkat, Deli Serdang, dan kawasan Labuhan Batu Raya dikenal sebagai pusat perkebunan sekaligus hilirisasi sawit, mulai dari pabrik minyak goreng hingga industri oleokimia.
Tonton: Perusahaan Anak Riza Chalid Ajukan Kredit 50 Juta USD ke Bank Mandiri
Daftar Luas Perkebunan Kelapa Sawit di Seluruh Sumatera (Terbesar–Terkecil)
Berikut data lengkap luas perkebunan sawit di Provinsi Sumatera berdasarkan BPS:
- Riau: 3,41 juta hektare
- Sumatera Utara: 1,36 juta hektare
- Sumatera Selatan: 1,24 juta hektare
- Jambi: 952 ribu hektare
- Aceh: 470 ribu hektare
- Sumatera Barat: 449 ribu hektare
- Bengkulu: 425 ribu hektare
- Bangka Belitung: 269 ribu hektare
- Lampung: 200 ribu hektare
- Kepulauan Riau: 7 ribu hektare
Data tersebut menunjukkan bahwa Sumatera tetap menjadi episentrum industri kelapa sawit Indonesia, baik dalam aspek produksi maupun luasan areal.
Selanjutnya: Data Terbaru: Inilah Syarat Resmi Penerima BLT Kesra 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













