Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Amal Ihsan
DELI SERDANG. Pembangunan bandara internasional Kualanamu masih terganjal infrastruktur jalan. Dalam acara peninjauan kesiapan pembangunan bandara Kualanamu oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto dan Komisi V DPR RI, terungkap masih adanya 1,17% akses jalan menuju bandara yang belum dibebaskan lahannya.
"Dinamika ada yang tinggal disitu jadi belum bisa diselesaikan. Yang 4.706 meter ini kepemilikan tinggal 18 orang lagi," kata Kepala Dinas Bina Marga Sumatera Utara Armand Effendi Pohan dalam paparannya di lokasi, Kamis (4/7).
Menurutnya, dari 339.734 meter persegi jalan arteri menuju bandara, masih ada 4.706 meter persegi jalan yang belum selesai pembebasan lahannya. Armand yang mewakili Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengatakan, sore ini gubernu akan mencoba menyelesaikannya berkoordinasi dengan seluruh SKPD.
Adapun Menteri PU Joko Kirmanto mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena beban pembebasan lahan itu bergantung pada pemerintah daerah Sumut. Ia justru mengaku pesimis akhir tahun ini persoalan itu akan selesai. Meski demikian ia akan tetap meminta anak buahnya untuk menuntaskan akses yang sudah ada."Kalau akan tetep dibuka tanggal 25 Juli saya minta kepala balai untuk mempercepat akses jalan arteri," tegasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan. Ia pun berpandangan hingga soft opening pada 25 Juli nanti penyelesaian jalan arteri menuju bandara itu tidak akan selesai. Menurutnya untuk sementara waktu moda kereta api akan menjadi andalan menuju bandara.
Mangindaan memastikan program bandara internasional yang terintegrasi stasiun kereta di Kualanamu akan berjalan tepat waktu. "Kita bersyukur satu-satunya lapangan terbang punya akses kereta api yaitu Bandara Kualanamu," ujarnya.
Persoalan pembebasan lahan itu ternyata tak menjadi kendala PT Angkasa Pura II untuk pemindahan bandara Polonia ke bandara Kualanamu. Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II Laurensisus Manurung menyakini pada 25 Juli pukul 00.00 wib seluruh aktivitas penerbangan Sumatera Utara mulai dilakukan dari Bandara Kualanamu.
"Pada 25 Juli pukul 00.00 kita sudah beroperasi di Kualanamu dan pada pukul 03.00 WIB bandara Polonia resmi ditutup," kata Laurensius.
Menurutnya untuk saat ini kondisi Bandara Kualanamu memang belum selesai semuanya karena masih terdapat kekurangan sekitar 7%. Laurensius mengatakan pengecekan akhir baru akan dilakukan pada 5 Juli. Kata dia, sebelum resmi beroperasi, juga akan dilakukan simulasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan pada 18-24 Juli.
"Itu simulasi beneran turun mulai dari taxi masuk kesini, bis, kereta api, ground handling, check ini. Pokoknya semuanya," tandasnya.
Pemindahan bandara Polonia ke bandara internasional Kualanamu ini merupakan bagian dari pengembangan kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei yang termasuk dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di kawasan Sumatera Utara. Pelabuhan Polonia di pusat kota yang sudah berusia 70 tahun akan dipindahkan ke Kabupaten Deli Serdang dengan luas mencapai 6,5 hektar. Pelabuhan Internasional Kualanamu memang dipersiapkan menjadi pelabuhan kedua terbesar di Indonesia setelah Soekarno Hatta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News