Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah melanjutkan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (R-APBN) 2018 dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Banggar DPR menyetujui asumsi makro R-APBN 2018 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018 yang diusulkan pemerintah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar pembahasan Nota Keuangan oleh pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat bersama Banggar DPR mengatakan, pembahasan dan kesimpulan yang telah dicapai mengenai panja asumsi, panja belanja Kementerian/Lembaga, dan panja transfer ke daerah akan dibawa ke penyusunan final RAPBN 2018.
“Kami akan lakukan finalisasi dari kesepakatan ini untuk kami gunakan dalam postur anggaran baik detil untuk asumsi dan belanja APBN 2018,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Rabu (5/7). Dia beharap, kualitas APBN dari tahun ke tahun semakin membaik dan bisa digunakan sebagai instrumen untuk selesaikan masalah struktural.
Dalam asumsi makro 2018, pertumbuhan ekonomi yang semula dipatok pada kisaran 5,4%- 6,1% ditetapkan menjadi 5,2%-5,6%. Target tersebut melihat kondisi ekonomi dunia yang relatif pulih pada tahun ini yang mungkin akan terjaga di 2018 mendatang.
Angka pertumbuhan ekonomi tersebut menurut dia diharapkan dapat memberikan optimisme kepada pasar terhadap perekonomian Indonesia. Meski demikian, masih ada faktor-faktor yang masih akan mewarnai risiko pertumbuhan ekonomi dunia. Salah satunya adalah perkembangan kebijakan perdagangan.
“Kami lihat secara teliti apakah ekspor itu sustainable karena itu mesin ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Ia juga melihat faktor geopolitik baik middle east seperti Qatar, hingga keadaan di Korea Utara dengan negara di sekitarnya. Selain itu, Kemenkeu juga memperhatikan fenomena terorisme. Adapun di konteks regional, pihaknya melihat penyesuaian ekonomi di China, Korea Selatan, dan Jepang.
“Itu yang kami lihat secara langsung karena mereka pengaruhi ekspor impor, capital flow,” ucapnya.
Terakhir, Kemenkeu juga melihat kebijakan moneter di negara maju seperti suku bunga The Fed, European Central Bank (ECB), atau kebijakan bank sentral negara lain terutama di China dan Jepang yang akan pengaruhi suku bunga secara global.
“Itu yang kami perhatikan 2018 dan harus update sampai (akhir) Juli nanti,” ujar dia.
Berikut asumsi makro 2018 yang disepakati pemerintah dan Komisi XI DPR RI:
1. Pertumbuhan Ekonomi: 5,2% - 5,6%
2. Inflasi 2,5% - 4,5%
3. Nilai tukar rupiah: Rp 13.300 - Rp 13.500 per dollar AS
4. Suku bunga SPN: 4,8%-5,6%
5. Tingkat Pengangguran: 5,0%-5,3%
6. Tingkat Kemiskinan: 9,5%-10%
7. Gini ratio: 0,38
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News