CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Antrian mengular di puluhan SPBU wilayah Malang


Senin, 25 Agustus 2014 / 12:39 WIB
Antrian mengular di puluhan SPBU wilayah Malang
ILUSTRASI. airasia Super App dan fotografer perjalanan bagi tips liburan jadi cuan


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

MALANG. Bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi langka. Di puluhan SPBU di wilayah Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu), Jawa Timur, kelangkaan itu terasa dan dapat dilihat dari panjangnya antrean di SPBU.

Banyak pihak mengaku merugi. Berdasarkan pantauan Kompas.com, terjadi antrean mengular di SPBU 5465146, Talangagung, Kabupaten Malang. Puluhan truk dan mobil pribadi antre menunggu giliran pembelian solar bersubsidi.

Demi menjaga hal yang tidak diinginkan, SPBU setempat dijaga oleh puluhan personel kepolisian Polres Malang. Polisi juga ikut serta menertibkan antrean. "Di SPBU ini sudah sejak Sabtu (23/8) malam sudah tak ada pengiriman," kata Alam Prasetyo, pengawas di SPBU setempat, Senin (25/8). 

Menurut Alam, BBM solar bersubsidi mengalami kelangkaan karena ada pembatasan pengiriman dari pihak PT Pertamina. "Saya tidak tahu apa alasan ada pembatasan pengiriman," kata dia.

Biasanya, kata Alam, pengiriman di hari normal, per harinya sebanyak 8.000 liter. "Sekarang sudah dua hari sekali. Kadang tiga hari sekali pengirimannya. Akibatnya terjadi kelangkaan dan jika sudah datang langsung diserbu pembeli," kata Alam. 

"Nanti jam 17.00 WIB, sudah ludes terjual. Besoknya sudah tidak ada dan habis tidak menjual. Begitu juga yang terjadi di hampir seluruh SPBU yang ada di Kabupaten Malang. Saya tidak tahu apa alasan pengiriman dikurangi. Pertamina yang tahu," kata Alam. 

Sementara, selain BBM Solar bersubsidi, tidak ada kelangkaan dan tetap normal. Hal ini karena pengirimannya juga normal tidak ada masalah. "Kita memang sejak awal tidak melayani pembelian menggunakan jeriken. Tapi pembelian tidak kita batasi. Karena memang tidak ada aturan pembatasan pembelian," uja Alam lagi.

Dengan kelangkaan dan banyaknya antrean di beberapa SPBU di wilayah Malang Raya, Alam berharap, PT Pertamina bisa memberlakukan pengiriman secara normal.

Sementara itu, Sugeng Hariyanto, seorang sopir truk yang sudah satu jam berada di barisan antrean, mengaku tidak bisa bekerja. "Biasanya sehari saya bisa angkut pasir tiga kali. Sekarang sudah tidak bisa. Karena harus antre nunggu solar. Cari ke banyak SPBU habis," kata dia. 

Sugeng mengeluhkan Pertamina yang mengurangi pengiriman solar bersubsidi yang berakibat pada terjadinya kelangkaan. "Saya tidak tahu apa maksud Pertamina dan pemerintah. Kami rakyat kecil masih disiksa seperti ini. Orang yang kaya enak," keluh dia. 

Kekosongan BBM solar bersubsidi tak hanya terjadi di wilayah Talangagung. Di wilayah Kecamatan Turen, Bululawang, Wajak dan di Kota Malang juga banyak SPBU yang memasang tulisan "Solar Bersubsidi Habis". (Kontributor Malang, Yatimul Ainun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×