kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antisipasi lonjakan kasus Covid-19 jelang Nataru, pemerintah percepat vaksinasi


Jumat, 19 November 2021 / 14:11 WIB
Antisipasi lonjakan kasus Covid-19 jelang Nataru, pemerintah percepat vaksinasi
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkaca pada tahun lalu, pemerintah tengah mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 jelang libur hari raya Natal dan Tahun Baru (Nataru). Untuk itu, upaya vaksinasi perlu digenjot guna memperkuat herd immunity.

“Perbaikan signifikan terus terjadi seiring kerja sama seluruh pihak yaitu masyarakat yang disiplin dengan protokol kesehatan 5M, serta upaya Pemerintah dalam mengakselerasi vaksinasi dan melaksanakan 3T. Kewaspadaan harus terus dijaga mengingat gelombang I Covid-19 di Indonesia terjadi pasca libur Nataru," ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, Jumat (19/11).

Pada 17 November 2021, tercatat kasus harian Covid-19 mencapai 522, atau terendah sejak Juni 2020. Penurunan kasus harian ke level sangat rendah juga diikuti dengan rendahnya kasus aktif, kematian harian, tingkat penggunaan kasus RS atau bed occupancy rate (BOR) dan tingkat kasus positif (positive rate).

Sementara itu kasus aktif berada di level 8.390 atau terendah sejak Mei 2020, kematian harian berada di angka 15 (7DMA), dengan positive rate 0,2% (7DMA) dan jumlah testing masih relatif tinggi di atas 150.000 orang per hari.

Baca Juga: Begini strategi pemerintah tekan peningkatan kasus Covid-19 saat libur Nataru

Sebagai respons dari kondisi yang semakin terkendali, Febrio mengatakan pemerintah mulai melakukan pelonggaran restriksi. Namun demikian, masyarakat diminta tetap waspada menjelang libur natal dan tahun baru. Untuk terus menjaga kewaspadaan,

Kata Febrio, pemerintah melakukan beberapa antisipasi dengan tetap mensyaratkan testing maupun vaksinasi untuk berbagai kegiatan. Meski demikian, kecepatan vaksinasi sedikit melambat di bulan November ke sekitar 1,4 juta dosis per hari (7DMA) setelah di bulan Oktober sempat menyentuh 1,9 juta per hari (7DMA).

Upaya akselerasi akan terus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya lonjakan kasus di periode Nataru.

“Kita perlu akselerasi kembali agar bisa hidup di tengah pandemi yang diramalkan akan menjadi endemi ini. Vaksinasi harus terus diakselerasi dan didukung dengan kesadaran masyarakat untuk mencapai herd immunity," ujar Febrio.

Adapun realisasi dosis vaksinasi Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Saat ini Indonesia berada di peringkat 5 dunia dengan 219,48 juta dosis vaksin yang sudah tersalur per 17 November 2021. Hanya lebih rendah dari China, India, AS, dan Brazil.

Secara detail, untuk dosis pertama sudah terealisasi sebanyak 132,01 juta dosis (48,86% populasi) dan 86,28 juta untuk dosis ke 2 (31,93% populasi). Dengan kondisi terkini, jika asumsi kecepatan vaksinasi sekitar 1,5 juta dosis per hari, maka pada Maret 2022 vaksinasi dapat menjangkau sebesar 70% penduduk Indonesia.

Capaian tersebut akan lebih cepat jika vaksinasi dapat terus ditingkatkan dari level saat ini. Pemerintah berencana akan terus melakukan akselerasi vaksinasi untuk menjangkau target populasi sasaran 208 juta penduduk serta tercapainya transisi yang lebih optimal menuju Hidup Berdampingan dengan Endemi (Living with Endemic).

Untuk mendukung pelaksanaan intervensi di bidang kesehatan, Febrio mengatakan APBN akan terus dikerahkan. Hal ini sudah terjadi konsisten dari tahun 2020, dan berlanjut hingga sekarang bahkan telah kita tetapkan berlanjut di tahun 2022 mendatang.

Baca Juga: Menkeu: Fasilitas kantor kena pajak untuk level atas, bukan Hp atau laptop pegaw

Selama situasi masih dinamis, hal ini akan terus menjadi kunci kebijakan Indonesia. Per 12 November 2021, misalnya, program PEN terealisasi sebanyak Rp 483,91 triliun atau 65% dari pagu, yang artinya sebesar itu pula bantuan dihadirkan untuk kesehatan, perlindungan sosial bagi masyarakat miskin, program prioritas untuk sektor-sektor terdampak seperti pariwisata, dukungan bagi usaha kecil dan korporasi, serta insentif pajak untuk dunia usaha.

Di sisi kesehatan sendiri, realisasinya mencapai Rp 129,3 triliun, setara 60,1% pagu, dengan manfaat yang sangat luas termasuk untuk vaksinasi, 3T, insentif nakes, dan bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Intervensi kesehatan akan terus dilakukan terutama vaksinasi yang sampai saat ini pengadaannya sudah lebih dari 50%.

“Masyarakat diharapkan terus bekerja sama dengan konsisten menerapkan 5M di tengah waktu libur nanti, serta menyukseskan program vaksinasi agar momentum pemulihan ini dapat kita jaga terus," pungkas Febrio.

Selanjutnya: Pemerintah targetkan bangun 30 pusat persemaian dalam 3 tahun ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×