Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta tak menampik jika sejumlah kasus yang menimpa kader PKS beberapa waktu lalu membuat elektabilitas partainya menurun. Namun, ia mengatakan, kondisi itu justru membuat kader partainya semakin solid untuk dapat memenangkan Pemilu 2014 mendatang.
"PKS semakin ditekan semakin tinggi," kata Anis saat memberikan orasi politik dalam kegiatan Konsolidasi Tim Pemenangan PKS dan Anis Matta for President di Jakarta, Sabtu (1/3/2014).
Anis mengatakan, jika ia kerap mendengar komentar miring dari sejumlah kalangan terkait rencana PKS yang akan mengusulkan calon presiden. Bahkan, tak jarang komentar itu justru datang dari kader partainya sendiri, yang menyebut partainya bermain-main dalam menghadapi pemilu.
Kendati demikian, ia mengaku, memaklumi komentar-komentar itu. Pasalnya, hal itu tidak terlepas dari kekalahan PKS di sejumlah pemilihan kepala daerah seperti di Banten, DKI Jakarta dan Kabupaten Bekasi.
Menurutnya, ada dua isu mendasar yang akhirnya membuat masyarakat memiliki pemikiran sedemikian rupa. "Pertama, isu ini muncul saat PKS terpuruk. Kedua, isu ini muncul saat ada parpol lain yang kadernya bagus," katanya.
Namun, ia mengatakan, kekalahan PKS itu justru membuat kader di internalnya semakin solid untuk menghadapi pemilu nanti. Ia mencontohkan, ada 30 kader inti PKS yang saat ini menjabat sebagai kepala daerah. Dari jumlah tersebut, empat diantaranya merupakan gubernur dengan jumlah penduduk yang mencapai 60 juta jiwa atau sekitar 25 persen dari total penduduk Indonesia.
Ia mengatakan, jumlah penduduk yang dipimpin oleh gubernur dari kader PKS itu bukanlah jumlah yang kecil. Untuk itu ia pun optimis jika partainya akan mampu meraih suara tiga besar saat pemilu legislatif yang akan jatuh pada 9 April 2014 mendatang.
"Dalam satu tahun terakhir ini kita menciptakan banyak kemenangan. Tetapi sejak kita menang di Sumatera Utara saya mendeclare agar kita tidak perlu sombong," katanya. (Dani Prabowo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News