kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Anggota DPR Ini Sarankan Bank Sentral Negara Anggota G20 Lahirkan Uang Digital


Kamis, 14 Juli 2022 / 17:51 WIB
Anggota DPR Ini Sarankan Bank Sentral Negara Anggota G20 Lahirkan Uang Digital
ILUSTRASI. Konsumen melakukan pembayaran dengan menscan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di kedai kuliner di Jakarta, Selasa (5/7/2022). Anggota DPR Ini Sarankan Bank Sentral Negara Anggota G20 Lahirkan Uang Digital.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Gerindra Kamrussamad mendorong Gubernur Bank Sentral G20 segera melahirkan uang digital, atau central bank digital currency (CDBC).

Menurutnya, penerbitan rupiah digital tersebut merupakan keniscayaan dalam mengantisipasi cross border payment.

"Di tengah masifnya digitalisasi, kesepakatan CBDC merupakan keniscayaan untuk antisipasi cross border payment," ujar Kamrussamad dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (14/7).

Ia menambahkan, penerbitan uang digital atau CDBC ini telah menjadi salah satu agenda prioritas jalur keuangan dalam agenda Presidensi G20 Indonesia. "Penerbitannya ini harus didukung komitmen dan didorong oleh seluruh Bank Sentral," katanya.

Baca Juga: Gubernur BI Jabarkan Tantangan dalam Pengembangan Cross Border Payment System

Kamrussamad mengatakan, saat ini, dunia melihat perkembangan aset digital yang sangat masif, salah satunya adalah aset kripto.

Namun kemunculannya justru menimbulkan banyak persoalan, seperti stabilitas keuangan dan moneter, serta potensi pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Dalam konteks Indonesia, dia bilang, layanan sistem pembayaran yang dilahirkan Bank Indonesia (BI) seperti QRIS dan BI Fast telah mendorong positioning rupiah dalam transaksi di kawasan ASEAN, khususnya produk QRIS.

Baca Juga: Kerja Sama Singapura dan Thailand, Contoh Implementasi Cross Border Payment 5 ASEAN

"Misalnya jika ke Singapura, cukup pakai QRIS, tidak perlu menukar Rupiah ke Singapore Dollar (SGD) atau US$. Dan ini bukti inovasi BI untuk menyediakan alat pembayaran cross border payment. Juga termasuk untuk memitigasi non sovereign digital currency seperti aset kripto," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×