Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Asia (ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai US$ 500 juta untuk memperkokoh sumber daya manusia dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia.
Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga mengungkapkan, pinjaman tersebut merupakan yang kedua dari tiga subprogram komitmen ADB.
Program ini merupakan komitmen ADB untuk meneruskan kerja sama erat jangka panjang dengan Indonesia untuk membangun membangun sistem kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial yang mumpuni.
Ini akan bermuara pada pertumbuhan ekonomi yang berdaya tahan dan mengurangi kemiskinan.
Tominaga mengungkapkan, upaya ini juga seiring dengan adanya kemunduran pembangunan manusia dan produktivitas karena pandemi Covid-19.
"Ini merupakan salah satu prioritas kami dalam membantu anggota negara berkembang," tegas Tominaga dalam keterangannya, Rabu (15/11).
adBaca Juga: Kemenkomarves: Eksekusi Pemensiunan Dini PLTU Cirebon 1 Segera Diumumkan
Program Peningkatan Produktivitas Melalui Pembangunan Sumber Daya Manusia mendorong dipadukannya reformasi di bidang pendidikan, pengembangan keterampilan, kesehatan, dan perlindungan sosial yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Berbagai reformasi tersebut telah membantu memperkuat kebijakan pembiayaan dan pemantauan pelaksanaan SDGs, termasuk pendirian 11 pusat SDGs baru di Indonesia.
Pusat-pusat tersebut akan melokalkan SDGs lebih lanjut melalui penelitian dan pendidikan, penjangkauan, dan saran kebijakan. Pemerintah telah memberikan transfer fiskal berbasis kinerja kepada berbagai unit pemerintah daerah sebagai insentif bagi pencapaian SDGs.
Nah, untuk meningkatkan pencapaian pendidikan, peningkatan keterampilan, dan pelatihan ulang keterampilan, pemerintah menerapkan program pengembangan keterampilan yang responsif terhadap pasar bagi kaum muda dan dewasa yang menganggur.
Hal ini termasuk JobStart dan Kartu Prakerja untuk program pengembangan keterampilan guna memberikan pelatihan yang responsif terhadap pasar kepada kaum muda dan dewasa yang menganggur.
Selain itu, lebih dari 30 ribu orang guru yang mayoritasnya adalah perempuan, telah dilatih, senbagai bagian dari program Guru Penggerak.
Sementara 2,9 juta guru diberi akses ke platform digital guru penggerak yang memberikan sumber daya belajar mengajar melalui ponsel pintar, laptop, dan komputer desktop.
Lebih lanjut lagi, Indonesia Cyber Education Institute telah membuat sistem kredensial digital yang inovatif untuk kelas-kelas daring pendidikan tingginya yang bertaraf internasional dan berorientasi pasar.
Lebih dari 2.500 pelajar, sebagian besarnya perempuan, telah memperoleh kredensial digital dan memperkuat transisi mereka dari sekolah ke dunia kerja.
Baca Juga: Kebutuhan Investasi Infrastruktur Membengkak 6% Imbas Perubahan Iklim
Kemudian, dalam meningkatkan akses kesehatan, pemerintah telah meletakkan pondasi untuk memperkuat dan mentransformasikan sistem perawatan kesehatan primer.
Tujuannya, mampu mendorong promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta memperluas perawatan kesehatan ibu dan anak berbasis masyarakat.
Pemerintah juga telah meningkatkan penyampaian layanan perlindungan sosial kepada kelompok miskin dan rentan melalui langkah-langkah pelaksanaan program tunjangan pengangguran dan memperkuat pelaksanaan program bantuan langsung tunai bersyarat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News