CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ada Potensi Level PPKM Dinaikkan, Begini Respons Pelaku Usaha Perhotelan


Senin, 24 Januari 2022 / 20:45 WIB
Ada Potensi Level PPKM Dinaikkan, Begini Respons Pelaku Usaha Perhotelan


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia terus mengalami kenaikan kasus Covid-19, per 23 Januari kasus terbaru Covid-19 bertambah 2.925 kasus, menjadi 18.891 kasus aktif. 

Selain itu, secara kumulatif, kasus omicron yang diumumkan pemerintah juga sudah mencapai 1.161 kasus yang mayoritas kasus berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Kenaikan kasus ini memunculkan beberapa pertanyaan, seperti pengaruhnya terhadap bisnis di Indonesia. 

Sekretaris Jendera Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengungkapkan, bahwa kenaikan kasus di Indonesia saat ini belum berdampak pada bisnis perhotelan. Menurutnya, selagi belum ada pembatasan signifikan, maka dampaknya juga belum banyak.

Baca Juga: Mengapa Kasus Omicron Meningkat? Ini Jawaban Sri Mulyani

“Jadi gini yang harus pahami kita, habis natalan itu urat nadinya pergerakan orang, nah kalau kembali kita bahas masalah dengan kenaikan omicron ini, intinya selama pembatasan tidak dilakukan, maka dampaknya tidak akan signifikan,” katanya kepada Kontan, Senin (24/1).

Ia juga menilai saat ini biaya perjalanan atau cost of traveling yang sebelumnya menjadi hambatan pelaku perjalanan sudah lebih murah, karena tes antigen dan PCR sudah turun harganya.

Sehingga, naiknya omicron di Indonesia menurutnya masih belum berdampak. Namun, dalam amatannya saat ini memang sedang terjadi pelambatan okupansi hotel, karena pengaruh musim. Menurutnya hal ini biasa terjadi di setiap kuartal pertama, tetapi biasanya kembali meningkat di kuartal kedua.

Maulana mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah terkait masalah virus ini, dan didapatkan hasil bahwa antisipasi yang bisa dilakukan adalah komitmen pelaku usaha pada protokol kesehatan (prokes) dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

Baca Juga: Bantu Rumah Kemasan, MBJ Dorong Pengembangan UMKM di Sumsel

“Karena kita mengikuti pernyataan pemerintah terkait omicron ini, yang dipimpin oleh Menkes, Kemenko Marves, Gubernur, dan pakar kesehatan, yang menjelaskan bahwa situasinya seperti apa,” katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×