kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada 138 titik api belum berhasil dipadamkan


Selasa, 30 Agustus 2016 / 07:16 WIB
Ada 138 titik api belum berhasil dipadamkan


Reporter: Agus Triyono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mengurangi kasus kebakaran hutan yang terjadi di berbagai titik di Indonesia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang Januari - 29 Agustus 2016 jumlah titik api yang terdeteksi mencapai 12.884 titik.

Kepala BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dari total titik api itu, kini BNPB berhasil memadamkan sekitar 12.746 titik api. Sisanya 138 titik api masih belum teratasi. Nah, dari 138 titik api yang belum berhasil dipadamkan, sebanyak 85 titik, diantaranya ada di Riau.

"Dari 85 titik api itu, 71 di antaranya berada di Rokan Hilir," katanya. Titik api itulah yang selama empat hari lalu menyebabkan Singapura berasap walau konsentrasi asapnya tipis," katanya Senin (28/8).

Tapi, Sutopo bilang prosentase jumlah titik api kebakaran hutan sepanjang tahun ini sudah berkurang bila dibanding tahun lalu. Pada periode Januari - Agustus 2015, jumlah titik api kebakaran hutan mencapai 32.734 titik. Artinya, jumlah titik api berhasil diturunkan sekitar 60,64%.

Sutopo menambahkan, pemerintah kini lebih tegas dalam menindak pelaku pembakaran hutan. Khusus di Riau, sepanjang 2016 saja sudah ada 64 perkara yang ditangani kepolisian bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dari 64 perkara itu, saat ini sudah ada 84 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Sayangnya, ia enggan merinci siapa saja pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. "Sebagian besar dari masyarakat," ungkapnya.

Sulit terjangkau

Sutopo bilang, menurunnya jumlah titik api di Indonesia pada tahun ini dipicu oleh dua faktor. Yakni, upaya pemerintah dalam mengatasi kasus pembakaran hutan sudah lebih optimal. "Upaya pemerintah sudah jauh lebih keras dari sebelumnya," katanya.

Penurunan titik api juga terjadi akibat faktor kemarau basah sepanjang tahun ini. Alhasil lahan hutan menjadi lebih sulit terbakar. Meski begitu, Sutopo mengakui pemerintah masih menemukan beberapa masalah dalam menangani kasus kebakaran hutan.

Antara lain soal sulitnya menjangkau wilayah kebakaran hutan. Sebab, sebagian besar kasus kebakaran berada di wilayah yang sulit dijangkau. "Tahunya lahan itu terbakar juga dari pantauan satelit," katanya.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bilang, pemerintah terus berupaya agar kasus pembakaran hutan tak semakin meluas. Untuk itu, kementeriannya melakukan pencegahan dini lewat patroli. Harapannya ketika ada titik api, langsung bisa dipadamkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×