kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

63,2% Jamaah Haji Indonesia Miliki Penyakit Berisiko Tinggi


Senin, 20 Juni 2022 / 11:49 WIB
63,2% Jamaah Haji Indonesia Miliki Penyakit Berisiko Tinggi
ILUSTRASI. Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah ada 99 kelompok terbang (kloter) yang tiba di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA). Data tersebut hasil rekap dari tim promosi kesehatan (promkes), pada Jumat (17/6) lalu.

Anggota Promkes dr Aris Yudhariansyah mengatakan, dari 99 kelompok terbang (kloter) yang sudah tiba di Bandara AMAA, terdapat 39.125 jamaah dengan persentase jamaat risiko tinggi sebesar 63,25%.

Aris mengatakan, berdasarkan deteksi dini tim promosi kesehatan sudah memberikan penyuluhan kepada 2.343 jamaah haji. Tim Promkes menemukan 269 kasus penyakit yang dialami jamaah haji.

Baca Juga: Hari Pertama Gelombang II, 3.209 Jemaah Haji Diterbangkan ke Jeddah

"Dari 269 kasus ini, lima sampai empat kasus adalah gangguan kardiovaskuler sementara satu kasus dari penyakit degeneratif lain seperti diabetes dan hipertensi," kata Aris dalam keterangan resmi, Senin (20/6).

Bagi jamaah yang mempunyai penyakit-penyakit yang termasuk dalam golongan resiko tinggi disarankan, sejak di tanah air untuk lebih mempersiapkan dirinya terkait dengan upaya kesehatannya. Oleh karenanya peran dokter pemeriksa awal mulai dari Puskesmas di daerah jamaah harus lebih lebih ketat lagi.

"Sehingga kriteria resiko tinggi itu sudah disematkan dan sudah diobservasi sejak pemeriksaan pertama kesehatan jamaah haji," imbuhnya.

Baca Juga: Jemaah Haji Gelombang II Langsung Umrah, Ini Imbuan Kemenag

Pasalnya, ketika jamaah dilakukan pemeriksaan oleh dokter di embarkasi, hasilnya tinggal final cek kesehatan saja berdasarkan hasil medical record yang sudah didapat dari daerah. Selain itu, dokter juga diminta dapat menambah pemeriksaan terhadap keluhan-keluhan jamaah saat menjelang keberangkatan.

"Berdasarkan pemeriksaan free flight itu bisa diputuskan dengan cepat ini jamaah haji layak atau tidak layak melakukan perjalanan ke Saudi Arabia," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×