Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat selama sepuluh tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo realisasi investasi telah mencapai Rp 9.117,4 triliun.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan selama sepuluh tahun terakhir realisasi investasi memberikan dampak pada penyerapan tenaga kerja. Ia mencatat dari 2014 hngga 2024 penyerapan tenaga kerja telah mencapai 13,83 juta orang.
Baca Juga: Realisasi Investasi Kuartal III/2024 Mencapai Rp 431,48 Triliun
“Ini kalau kita lihat angkanya terus meningkat, begitu juga dengan realisasi investasi,” ujarnya dalam Konferensi Pers, Selasa (15/10).
Rosan mengatakan, selama sepuluh tahun terakhir ini, kestabilan ekonomi maupun politik tercipta sangat baik sehingga tercipta pula kepercayaan investor yg tinggi pada Indonesia.
Menurutnya kepercayaan investor dari luar negeri maupun dalam negeri menjadi kunci dalam mencapai target-target investasi.
Baca Juga: KEK Pendidikan dan Kesehatan di Banten Ditargetkan Raih Investasi Rp 18,8 Triliun
“Mereka juga melihat bagaimana kita terus melakukan perbaikan dari segi kebijakan, izin dan lainnya, jadi mereka juga merasakan kita selalu memberikan reformasi kebijakan,” ungkapnya.
Jika diperinci, berdasarkan sektornya, realisasi investasi selama sepuluh tahun terakhir didominasi sektor manufaktur dibandingkan sektor premier maupun tersier.
Sementara itu, pertumbuhan rata-rata sektor manufaktur sepuluh tahun terakhir 15,5%.
Kemudian, berdasarkan wilayah porsi investasi dalam sepuluh tahun terakhir cukup mengalami perubahan. Jika dilihat, pada tahun 2014 realisasi investasi didominasi di Jawa dengan porsi 56,9% dan luar Jawa 43,1%.
Baca Juga: Jelang Presiden Jokowi Lengser, Rosan: Realisasi Investasi Capai Rp 6.350 Triliun
Sementara pada tahun 2023 porsinya menjadi 48,5% di pulau Jawa dan 51,5% di luar pulau Jawa.
“Begitu juga pada tahun ini hingga September 2024 ini, realisasi investasi disumbang paling banyak dari luar Jawa dengan porsi 50,34% sementara dari Jawa porsinya 49,66%,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News