Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Cadangan devisa kembali tercatat naik. Per 1 Oktober lalu, cadangan devisa sudah mencapai US$ 86,2 miliar atau melonjak US$ 2,3 miliar apabila dibandingkan pekan ketiga September yang hanya sebesar US$ 83,9 miliar.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono mengatakan, kepemilikan asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mencapai Rp 64,7 triliun atua sebesar 25,69% dari total dana SBI. "Minat investor asing masih cukup tinggi," kata Hartadi, kemarin.
Pengamat pasar uang Farial Anwar menuturkan, kendati cadangan devisa berpotensi naik hingga tutup tahun 2010, peningkatannya terbilang lambat ketimbang negara lain. Pasalnya, Indonesia masih menganut rezim devisa bebas. Dia menjelaskan, cadangan devisa baru terlihat naik cepat saat spekulan asing berbondong-bondong ke Indonesia yang tampak dari serbuan dana panas alias hot money. "Cadangan devisa kita masih puluhan miliar, negara lain sudah ratusan miliar," katanya. Apalagi,
Farial mengatakan, banyak devisa hasil ekspor yang parkir di negara lain seperti Singapura. Hal ini menyebabkan cadangan devisa tidak naik signifikan dari tahun ke tahun. "Pengawasan pemerintah juga masih kurang untuk yang satu ini," ujar Farial.
Farial mencontohkan, hot money bisa masuk seenaknya ke Indonesia lantaran tidak ada aturan yang mengaturnya. Karena itu, lanjutnya, pemerintah harus mewaspadai dana panas ini, jangan sampai terjadi pembalikan arus hot money seperti tahun 2008 lalu. "Ini berisiko tinggi terhadap guncangan, yang akhirnya mengganggu cadangan devisa," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News