kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sumut dan Sumbar dilanda banjir longsor, 22 orang meninggal serta 15 orang hilang


Sabtu, 13 Oktober 2018 / 19:05 WIB
Sumut dan Sumbar dilanda banjir longsor, 22 orang meninggal serta 15 orang hilang
Banjir bandang di Mandailing Natal


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hujan deras yang melanda wilayah di Sumatra Utara dan Sumatra Barat selama Kamis dan Jumat (11-12 Oktober) telah menyebabkan bencana banjir bandang dan longsor di beberapa tempat. Dampak yang ditimbulkan cukup besar.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, berdasarkan data sementara yang dilaporkan BPBD Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat, banjir dan longsor menyebabkan 20 orang meninggal dunia, 15 orang hilang dan puluhan orang luka-luka di 4 wilayah yaitu di Kabupaten Mandailing Natal, Kota Sibolga, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Pasaman Barat.

Banjir dan longsor melanda 9 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara yaitu Kecamatan Natal, Lingga Bayu, Muara Batang Gadis, Naga Juang, Panyambungan Utara, Bukit Malintang, Ulu Pungkut, Kota Nopan dan Batang Natal pada Jumat (12/10) pagi dan sore hari.

"Data sementara tercatat 13 orang meninggal dunia dan 10 orang hilang di Mandailing Natal." kata Sutopo dalam keterangan resminya, Sabtu (13/10).

Sebanyak 11 murid madrasah di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, meninggal dunia tertimpa bangunan yang hancur diterjang banjir bandang pada Jumat (12/10) sore saat jam pelajaran sedang berlangsung.

"Diperkirakan 10 orang hilang. Kejadian berlangsung mendadak. Sungai Aek Saladi tiba-tiba mengalir dengan debit besar dan membawa lumpur dan meluap sehingga menerjang madrasah. Jumlah korban hilang masih dapat berubah karena belum dapat dipastikan. Korban tertimbun lumpur dan material tembok yang roboh." jelas Sutopo

Sementara itu pada Sabtu (12/10) pagi ditemukan dua korban meninggal lagi akibat kendaraan masuk sungai dan hanyut. Korban meninggal adalah satu orang Polri dari Polsek dan satu orang pegawai Bank Sumut. Sedangkan dua orang berhasil diselamatkan dari kendaraan yang hanyut.

Dampak banjir bandang dan longsor di Mandailing Natal lain adalah 17 unit rumah roboh, lima unit rumah hanyut, ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian 1-2 meter di Kecamatan Natal dan Muara Batang Gadis. Menurut Sutopo, titik longsor berada di Kecamatan Batang Natal.

Saat ini, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban masih dilakukan. Sutopo mengatakan, kondisi medan berat karena desa-desa terdampak berada di pegunungan, pinggir hutan dan akses sulit dijangkau karena rusak. BPBD Mandailing Natal, BPBD Provinsi Sumatera Utara, TNI, Polri, SAR Daerah, SKPD, PMI, dan relawan menangani darurat bencana.

Hujan juga menyebabkan longsor di beberapa daerah di Kota Sibolga, Sumatera Utara pada Kamis (11/10) pukul 16.30 WIB. Longsor menyebabkan empat orang meninggal dunia, satu orang luka berat, dan tiga orang luka ringan. Kerugian material meliputi 25 rumah rusak berat, empat unit rumah rusak sedang dan sekitar 100 rumah terendam banjir dengan tinggi 60 cm-80 cm.

Sementara itu, banjir bandang juga terjadi di Nagari Tanjung Bonai, Jorong Kalo-Kalo, Jorong Ranah Batu di Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada Kamis (11/10) pukul 20.30 WIB. Empat orang dinyatakan meninggal dan tiga orang hilang. Terdapat korban anak-anak atas nama Anis (2,5) dan W.Efendi (10) yang hanyut akibat banjir bandang. Korban meninggal lain adalah Roni (30) dan Yerinda (56). Sedangkan 3 korban hilang adalah Erizal (55), Daswirman (58) dan Yusrizal (45).

Selain terdapat 6 orang luka-luka, 6 unit rumah rusak berat, 3 kedai rusak berat, 1 ruko rusak berat dan 2 jembatan rusak berat. BPBD Tanah Datar bersama TNI, Polri, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan evakuasi dan pencarian korban. Pencarian dilakukan menyusuri sungai yang ada. Alat berat digunakan untuk membantu pencarian korban dan membersihkan lumpur.

Beberapa wilayah di Kabupaten Pasaman Barat juga terjadi longsor dan banjir pada Kamis (11/10) pukul 19.30 Wib. Wilayah yang mengalami bencana adalah Kecamatan Pasaman, Ranah Batan, Koto Balingka, Sei Beremas, Lembah Melintang, Gunung Tuleh, Talamau, Sasak dan Kinali. Satu orang dinyatakan meninggal dunia dan dua orang hilang. Kerusakan meliputi sekitar 500 unit terendam banjir, 3 unit jembatan gantung roboh dan 2 unit rumah hanyut.

Kabupaten Pasaman Barat sudah ditetapkan masuk tanggap darurat selama tujuh hari mulai 11-17 Oktober. Kabupaten Mandailing Natal dan Tanah Datar juga ditetapkan sebagai tanggap darurat selama satu minggu mulai 12-18 Oktober 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×