kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebijakan pemerintah dinilai salah, rupiah bisa kian melemah


Rabu, 26 September 2018 / 19:16 WIB
Kebijakan pemerintah dinilai salah, rupiah bisa kian melemah
ILUSTRASI. Rizal Ramli


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS saat ini yang hampir mendekati Rp 15.000 barulah awal. Sebab, rupiah bisa melemah lebih dalam lagi ke depannya.

Menurut Rizal, ini lantaran langkah yang diambil pemerintah dalam menstabilkan ekonomi cenderung behind the curve. "Ini baru awal saja Rp 15.000. Langkah Menkeu, Menko, dan menteri ekonomi lainnya behind the curve. BI saja yang ahead the curve," ujar Rizal Ramli di Jakarta, Rabu (26/9).

Ia menyebutkan, contoh kebijakan pemerintah yang behind the curve adalah keputusan menaikkan tarif pajak penghasilan (PPh) impor pada 1.147 barang konsumsi. Sebab, bukannya meluweskan ekonomi, kebijakan ini malah menghambat ekonomi tumbuh.

Kenaikan PPh impor itu hanya berdampak kecil pada penurunan laju impor. Sebab, impor dari komoditas tersebut kecil. "Kebanyakan komoditas ecek-ecek aja, lipstik, baju, yang total impornya hanya US$ 5 miliar. Pemerintah tidak berani sentuh top ten impor," ujar dia.

Rizal mempertanyakan kenapa tidak menyetop impor baja. "Padahal nilai impornya mencapai US$ 10,6 miliar,” lanjutnya.

Ia menilai pemerintah kurang berani karena impor baja membanjir lantaran China melakukan dumping. “Krakatau Steel merugi dengan banjir impor baja dari China yang banting harga. Yang lain juga merugi, hadapi dong, tuntut China karena dumping," ujarnya.

Jika pemerintah berani mengambil langkah tersebut, kata dia, laju impor baja bisa berkurang menjadi hanya US$ 3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×