kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertahan disertasinya, Tahir Sebut dampak krisis 1997-1998 masih terasa


Jumat, 30 Agustus 2019 / 15:30 WIB
Pertahan disertasinya, Tahir Sebut dampak krisis 1997-1998 masih terasa
Tahir saat menjalani ujian disertasi di Gedung Pascasarjana UGM pada Jumat (30/8/2019)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Krisis moneter yang terjadi pada 1997-1998 lalu dampaknya masih dirasa oleh masyarakat hingga saat ini, yang mana masyarakat ikut menanggung beban biaya transaksi yang mencapai Rp 140 triliun lebih.

Hal itu dikatakan, Tahir, pengusaha nasional, pendiri Grup Mayapada, dalam disertasinya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ia mengungkapkan kondisi fundamental makro ekonomi dan mikro perbankan Indonesia pada sebelum krisis 1997-1998 ternyata berpengaruh dan memperburuk keadaan krisis saat itu.

Baca Juga: Wah, ada mantan anggota Dewan Komisioner OJK di bank milik Dato Sri Tahir

Untuk variabel mikro yang terjadi diantaranya defisit neraca berjalan, nilai tukar negara, jumlah uang beredar dan investasi langsung. Sedangkan variabel mikro perbankan yang turut memengaruhi kondisi sistem keuangan Indonesia saat itu satu diantaranya adalah kredit macet.

"Itu berarti dampak 20 tahun yang lalu masih terasa sampai hari ini. Artinya kasus 1997-1998 jangan sampai terulang kembali pada negeri ini karena bayarnya mahal sekali. Waktu itu banyak orang kehilangan pekerjaan," ungkap pendiri Bank Mayapada ini saat ditemui Tribunjogja.com seusai menjalani ujian disertasi di Gedung Pascasarjana UGM pada Jumat (30/8).

Menurutnya institusi informal juga turut memberikan dampak yang buruk terhadap efektivitas institusi formal. Tahir menyebutkan sejak tahun 1970 dan puncaknya setelah kebijakan paket Oktober 1998, budaya nepotisme, kronisme dan korupsi di kalangan bankir dan birokrasi pemerintahan dirasa sangat marak.

Baca Juga: Bitcoin Disebut Safe Haven di Tengah Ketakutan Pasar Akan Resesi Global




TERBARU

[X]
×