kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah akan masukkan 5 saran Bank Dunia dalam RPJMN


Selasa, 25 Juni 2019 / 17:03 WIB
Pemerintah akan masukkan 5 saran Bank Dunia dalam RPJMN


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia akan memasukkan lima poin penting yang disarankan Bank Dunia dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Hal itu diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro. Sebelumnya Bank Dunia memberi masukkan saat bertemu Presiden Joko Widodo untuk ekonomi 5 tahun ke depan.

"Lima masukan dari tim world bank di Jakarta akan dimasukkan ke dalam RPJMN 2020-2024," terang Bambang di kompleks istana kepresidenan, Selasa (25/6).

Saran Bank Dunia pertama berkaitan dengan sumber daya manusia. Sejalan dengan program pemerintah, Bank Dunia juga menekankan fokus pemerintah di bidang pendidikan baik pendidikan dasar maupun pendidikan vokasi.

Kedua adalah mengenai pembangunan infrastruktur. Bambang bilang infrastruktur Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara yang masuk dalam kriteria menengah. "Terutama yang terkait dengan konektivitas dan infrastruktur dasar seperti air bersih, sanitasi maupun listrik," terang Bambang.

Bank Dunia juga menekankan prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA). Selain itu saran keempat berkaitan dengan perpajakan. Bank Dunia menyarankan agar pemerintah menggenjot penerimaan pajak. Namun, pengeluaran pemerintah juga perlu diperhitungkan.

"Dari segi pengeluaran bisa melakukan pengeluaran anggaran yang lebih tepat sasaran dan lebih efisien," jelas Bambang.

Kelima Bank Dunia menyarankan Indonesia terus mendorong investasi yang berorientasi ekspor. Selain itu perlu juga investasi yang masuk dalam rantai pasok global.

Investasi asing juga perlu menjadi perhatian pemerintah. Pasalnya saat ini investasi asing di Indonesia masih kalah dengan sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Vietnam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×