kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenang Bung Hatta dan sepatu Bally, sebuah mimpi yang tak kesampaian


Sabtu, 17 Agustus 2019 / 10:12 WIB
Mengenang Bung Hatta dan sepatu Bally, sebuah mimpi yang tak kesampaian


Sumber: intisari online | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Proklamator Republik Indonesia Mohammad Hatta sangat dikenal dengan gaya hidupnya yang amat sederhana. Sifat itu terus bertahan, baik sebelum, saat, maupun setelah dia menjabat sebagai Wakil Presiden pertama Indonesia.

Salah satu cermin kesederhanaan Bung Hatta bisa dilihat dari cerita tentang sepatu Bally yang begitu disukainya. Pada tahun 1950-an, Bally sudah menjadi sebuah merek sepatu bermutu tinggi yang terkenal di Indonesia.

Baca Juga: Begini formasi tim merah, pengibar bendera pusaka di Istana

Harganya pun tidak murah. Bung Hatta ingin memilikinya. Tak sengaja, dia membaca iklan sepatu itu di koran. Di dalamnya ada informasi tentang tempat penjualan sepatu tersebut.

Hatta yang kala itu belum mempunyai cukup uang, lalu menggunting dan menyimpan potongan iklan tersebut. Mungkin, maksudnya agar jika sudah ada rejeki maka dia tak perlu repot-repot mencari tempat di mana sepatu itu dijual.

Sayangnya, uang tabungan Hatta tidak pernah mencukupi. Selalu saja terambil untuk keperluan rumah tangga, atau untuk membantu kerabat yang datang meminta pertolongan.

Dalam buku ”Untuk Republik: Kisah-Kisah Teladan Kesederhanaan Tokoh Bangsa” karya Faisal Basri dan Haris Munandar, salah satunya ditampilkan kisah kesederhanaan Bung Hatta.

Dalam buku itu diceritakan, bahwa hingga akhir hayatnya, Hatta tidak pernah memiliki sepatu merek Bally yang diimpikannya.

Tak lama setelah wafat pada 14 Maret 1980, keluarga Bung Hatta menemukan lipatan guntingan iklan lama dalam dompetnya. Iklan itu adalah iklan sepatu merek Bally, yang dulu disimpannya.

Baca Juga: Sambut HUT RI ke-74, PLN beri diskon 50%-74% untuk biaya tambah daya listrik




TERBARU

[X]
×