kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tom Lembong: Kita ada di era lifestyle


Kamis, 12 Oktober 2017 / 12:15 WIB
Tom Lembong: Kita ada di era lifestyle


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kaya akan komoditas yang berhubungan dengan industri gaya hidup atawa lifestyle. Namun belum dikembangkan secara serius. Menurut Presiden Joko Widodo, Indonesia harus mengambil peluang tersebut. 

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong setuju dengan hal ini. Ia mengatakan, perlu disadari bahwa ratusan juta penduduk dunia tengah bergabung ke kelas menengah.

“Saat mereka naik ke kelas menengah, orientasinya adalah lifestyle. Dengan demikian saya percaya bahwa saat ini kita ada di era lifestyle,” katanya di sela acara Trade, Tourism, Investment Seminar di ICE BSD, Tangerang Selatan, Kamis (12/10).

Ia memaparkan, Indonesia telah melewati era dari migas pada tahun 70-80an. Era komoditas atau commodity boom juga sudah lewat. Oleh karena itu, saat ini ada dua aspek yang bisa diandalkan oleh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yakni komoditas lifestyle dan jasa lifestyle.

“Komoditas lifestyle itu seperti kopi, kakao, teh, kayu manis, gula aren, pala, dan lain-lain termasuk mebel. Lalu ada lifestyle services yaitu pariwisata. Indonesia dalam posisi yang kuat untuk garap posisi ini,” ujarnya.

Menurut Tom, dari hal ini bisa dilihat adanya demand. Pasalnya, saat kelas menengah mengeluarkan uangnya untuk jalan-jalan, mereka cenderung akan mengunjungi tempat-tempat wisata. Adapun restoran dan cafe menjadi tempat yang dituju oleh kelas menengah.

Namun demikian, hal ini cenderung dilupakan oleh masyarakat lantaran banyak noise di permukaan. “Kita suka lupa karena kita suka ribut-ribut di masalah seperti Brexit, masalah politik domestik, bahkan gosip selebriti lokal. Kita lupa kalau China, India, Afrika, dan negara-negara Timur Tengah patut kita sorot untuk pariwisata,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×