kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah terpuruk, ini penjelasan BI


Jumat, 27 Oktober 2017 / 16:32 WIB
Rupiah terpuruk, ini penjelasan BI


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terperosok makin dalam mendekati akhir bulan. Kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan pelemahan rupiah 0,52% ke level Rp 13.630 per dollar Amerika Serikat (AS), Jumat (27/10). Padahal, rupiah kemarin masih berada di level Rp 13.560 per dollar AS. Ini posisi terlemah rupiah sejak 3 Juni 2016 pada kurs tengah BI.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyatakan, pelemahan tersebut tak hanya terjadi pada rupiah, tapi juga pada mata uang seluruh dunia. Sumber utamanya dari penguatan dollar Amerika Serikat (AS) yang bahkan hari ini menembus level resistance DXY level 94

Penguatan dollar AS dipengaruhi beberapa faktor, baik fundamental maupun secara teknikal. Pertama, karena fundamental ekonomi AS yang terus menguat, lebih dari yang diperkirakan. Hal itu terlihat dari sejumlah indikator, salah satunya indeks manufaktur AS.

Hal itu pula akan menyebabkan adanya tendensi suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunganya di Desember tahun ini. Itu setelah melakukan normalisasi neraca The Fed akhir Oktober 2017.

Kedua, karena adanya proses pemilihan pimpinan The Fed yang baru yang akan menggantikan Janet Yellen. Dari lima calon, ada dua calon yang dipandang menjadi calon terkuat, yaitu John Taylor dan Jerome Powell. Hal ini juga menyebabkan imbal hasil US Treasury Bill naik.

"Pasar memandang kedua kandidat ini lebih hawkish atau lebih berani mengambil kebijakan-kebijakan moneter. Pengetatan atau normalisasinya lebih berani dibanding Yellen," tambah Perry.

Ketiga, karena sentimen kemungkinan bergulirnya undang-undang pajak yang direncanakan Presiden AS Donald Trump. Dengan stimulus fiskal berupa pengurangan pajak dan tambahan belanja pemerintah akan mendorong pemulihan AS lebih lanjut.

Meski demikian lanjut Perry, BI tetap berkomitmen untuk melakukan stabilisasi kurs rupiah agar tidak menyimpang jauh dari nilai fundamentalnya. Langkah stabilisasi yang dimaksud, baik di pasar valas maupun pembelian SBN di pasar sekunder.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×