CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rupiah injak level Rp 14.000 per dollar As, BI tak ganti strategi


Rabu, 09 Mei 2018 / 00:15 WIB
Rupiah injak level Rp 14.000 per dollar As, BI tak ganti strategi
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selasa (8/5), berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah berada di kurs tengah Rp 14.036 atau terdepresiasi 80 poin dari perdagangan sebelumnya Rp 13.956.

Mengutip Bloomberg, pukul 22.13 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,36% ke posisi Rp 14.052 per dollar AS.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, melihat level, antisipasi BI masih sesuai dengan statement Gubernur BI Agus Martowardojo beberapa waktu lalu tentang stabilisasi rupiah. Salah satunya adalah membuka opsi menaikkan suku bunga jika diperlukan.

“Pertama, BI akan jaga likuidiats rupiah dan valas. Kedua, BI akan terus melakukan asesmen kondisi makro. Ketiga, BI akan terus memperkuat second line of defense. Keempat, BI akan membuka ruang penyesuaian suku bunga bila pelemahan terus berlanjut dan berdampak pada instabilitas moneter dan berdasarkan data,” ujarnya kepada Kontan.co.id.

Menurut dia, angka depresiasi rupiah masih wajar. Sebab, sama dengan perkembangan mata uang regional, dan tidak pada level nominal yang kebetulan sudah menembus batas psikologis Rp 14.000 per dollar AS.

Terpisah, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyebut, di Rapat Dewan Gubernur tanggal 16-17 Mei, BI akan tentukan stance kebijakan moneter. Untuk menentukan, BI akan melihat kepada data untuk inflasi, ekspor impor, dan neraca pembayaran.

“Tentu kami juga lihat gimana arus modal di dunia. Kami juga lihat bagaimana arah kebijakan AS yang akan naik Juni. Juga suku bunga negara tetangga,” ujar dia.

“Malaysia naik, Korea Selatan naik, Australia naik. Kalau memang diperlukan kenaikan suku bunga ya kita harus melakukan adjustment,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×