Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga hari setelah dilantik menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo akan memimpin Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tambahan atau insidentil pada Rabu (30/5). Tanpa menggantikan RDG bulanan yang telah terjadwalkan, RDG tambahan itu rencananya akan membahas kondisi ekonomi dan moneter terkini serta prospek ke depan.
Menurut Perry, saat menjadwalkan RDG pada pekan ketiga setiap bulan, asumsinya bahwa perkembangan ekonomi terjadi sesuai prediksi. Karena itu jika memang ada perkembangan baru dan membutuhkan respon lebih cepat, maka RDG tambahan dimungkinkan.
"Ruang untuk melakukan RDG bulanan di luar RDG yang sudah terjadwal itu terbuka. Tapi saya tidak katakan itu emergency," kata Perry Warjiyo, Jumat (25/5).
Sejumlah spekulasi pun bermunculan atas apa yang akan dibicarakan dalam RDG tersebut. Sebab kali terakhir BI mengandakan rapat tambahan akhir Agustus 2013, BI menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin ke level 7%.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik di Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menduga, BI akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 bps lagi dalam pertemuan tersebut. Sebab, kenaikan suku bunga sebesar 25 bps pekan lalu selain terlambat, juga tidak cukup.
Menurutnya, kebutuhan menaikan suku bunga memang sebesar 50 bps. Namun, jika dinaikan sekaligus 50 bps, bisa memberikan kesan bahwa BI panik. "Makanya, dinaikan 25 bps dulu, kemudian dievaluasi, ternyata memang butuh 25 bps lagi, nanti 30 Mei," kata Tony
Namun Kepala Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu bilang, kemungkinan RDG tambahan dilakukan untuk menyamakan persepsi antar anggota dewan gubernur, khususnya dengan adanya pergantian gubernur BI baru.
Menurutnya secara kebijakan, tidak ada perbedaan antara Gubernur BI yang baru dengan yang sebelumnya. Dalam jangka pendek, fokus BI tetap pada stabilisasi nilai tukar. "Perry sedikit lebih eksplisit dalam mengkomunikasikan arah kebijakan ke pasar," kata Febrio, Minggu (27/5).
Terkait kemungkinan penyesuaian bunga acuan dalam RDG tambahan, Febrio bilang BI harus memantau pasar. Sebab beberapa hari terakhir ini ada perlambatan capital outflow dollar Amerika Serikat (AS). "Beberapa sudah mulai masuk lagi ke emerging market seperti rupee, termasuk rupiah," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News