kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah dianggap gagal lakukan operasi pasar


Selasa, 24 April 2018 / 21:06 WIB
Pemerintah dianggap gagal lakukan operasi pasar
ILUSTRASI. Impor beras


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom menilai operasi pasar yang sudah dilakukan pemerintah gagal. Hal ini tercermin dari harga beras yang relatif tinggi.

Associate Researcher Center of Economics (Core) Dwi Andreas Santosa mengatakan, harga beras di tingkat konsumen masih tinggi yakni Rp 11.800 per kilogram (kg) jauh lebih tinggi dibanding harga eceran tertinggi (HET) beras Rp 9.450 per kg di tingkat produsen.

“Kita tahu juga bahwa operasi pasar yang sudah dilakukan semuanya gagal. Tidak ada ceritanya operasi pasar di akhir tahun 2017 sampai awal tahun 2018 ini memiliki dampak, tidak ada dampaknya sama sekali,” kata Dwi saat di temui di Jakarta, Selasa (24/4).

Hal ini ditengarai oleh kesalahan kebijakan akibat data yang tidak akurat. Akibatnya, cadangan beras pemerintah (CBP) merosot 21.000 ton dan stok Bulog menipis

“Stok beras 4,063 juta ton saat ini meningkat karena beras impor. Dari hasil kajian kami di 32 kabupaten, impor 500.000 ton itu tidak ada efek sama sekali. Tidak ada efeknya sama sekali terhadap penurunan harga gabah ataupun beras,” tambahnya.

Di sisi lain, harga jual yang tinggi ini menguntungkan petani. Meskipun panen sudah berlangsung dan hampir selesai, harga gabah juga masih relatif tinggi. Dwi menjelaskan, pada April 2018 harga gabah kering panen (GKP) Rp 4.319 per kilogram. Menurut Dwi, jika harga gabah tinggi, kesejahteraan petani akan meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×