kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkeu: Belum ada tanda-tanda krisis


Jumat, 31 Juli 2015 / 23:06 WIB
Menkeu: Belum ada tanda-tanda krisis


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan belum ada tanda-tanda yang mengindikasikan Indonesia dalam keadaan krisis finansial, meskipun nilai rupiah terhadap dolar AS cenderung terus mengalami pelemahan.

"Kita lihat kondisi fundamentalnya, saat ini masih aman terkendali dan tidak ada indikasi krisis," katanya di Jakarta, Jumat (31/7).

Menkeu menjelaskan setelah melakukan beberapa kali pertemuan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) terlihat kondisi fundamental ekonomi saat ini dalam kondisi stabil dan belum terlihat adanya tanda-tanda krisis.

Ia menambahkan situasinya berbeda ketika terjadi krisis moneter pada 1998, karena fenomena pelemahan rupiah terhadap dolar AS saat ini ikut terjadi di mata uang berbagai negara berkembang, dan laju inflasi juga masih relatif terkendali hingga akhir tahun.

"Inflasi saat ini terkendali. Ketika rupiah melemah tajam, inflasi luar biasa pada 1998. Waktu 1998, rupiah melemah, pertumbuhan ekonomi juga negatif minus 14%. Kalau sekarang pertumbuhan aman meski melambat," ujarnya.

Menkeu kembali menegaskan pelemahan rupiah terjadi akibat penguatan dolar AS karena rencana normalisasi kebijakan moneter The Fed (Bank Sentral AS) yang terus menimbulkan spekulasi dan ketidakpastian perekonomian global.

Namun, ia memastikan pemerintah dan para pelaku investor telah mengantisipasi (price in) apabila suku bunga acuan The Fed benar-benar mengalami kenaikan karena hal tersebut telah menjadi proyeksi berbagai pihak sejak awal.

"Rapat FOMC menunjukkan ekonomi AS makin membaik, itu menimbulkan spekulasi tentang kenaikan tingkat bunga. Ini yang kita sebut dengan 'price in' dari perkiraan kenaikan tingkat bunga. Jadi apabila benar-benar ada kenaikan, memang ada gejolak tapi tidak besar," kata Menkeu.

Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 45 poin menjadi Rp 13.485 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.440 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×