kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Januari 2017, kinerja ekspor melompat 27%


Kamis, 16 Februari 2017 / 21:17 WIB
Januari 2017, kinerja ekspor melompat 27%


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kinerja ekspor sepanjang Januari 2017 mengalami kenaikan signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ekspor sebesar US$ 13,38 miliar atau naik 27,71% dibanding Januari 2016.

Dilihat dari tujuan ekspor, China memang menjadi negara pembeli produk non migas Indonesia terbesar. Pangsa ekspor Januari paling banyak ke Tiongkok 12,8% dengan nilai US$ 1,55 miliar, kemudian Amerika Serikat 11,77% dengan nilai US$ 1,43 miliar, dan India 10,89% nilainya US$ 1,32 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya bukan ingin mengalihkan pasar dari AS ke China. Adapun dirinya menekankan tidak ada peralihan pasar ekspor dari negara tradisional seperti AS, Tiongkok, Jepang, dan Eropa.

“Bila memang mau menambah ekspor, ya mestinya kita mencari market baru. Itu kebijakannya,” kata Darmin saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Kamis (16/2).

Ia menambahkan, upaya untuk mencari pasar baru membutuhkan upaya yang tidak mudah. Misalnya dengan pertimbangan mencari market ke India. Menurut Darmin, meski India memiliki pertumbuhan ekonomi yang bagus,

Darmin mengatakan, dalam membidik pasar baru pemerintah harus pelan-pelan. Saat ini, menurut Darmin, negara yang memiliki potensi ekspor yang baik adalah India, Pakistan, Iran, Nigeria, Afrika Selatan, dan beberapa negara di Afrika lainnya yag penduduknya paling tidak 50 juta.

“Bahkan ada yang banyak, tetapi tentu saja kita tidak berani mengklaim bahwa itu perubahan kebijakan,” ujarnya.

Dengan demikian, Darmin menganggap bahwa pencarian pasar baru ini masih merupakan arah dari kebijakan pemerintah atas ekspor. Ia mengakui dari beberapa negara yang disebutkan itu, India adalah negara yang paling bagus pertumbuhan ekonominya sehingga impornya bisa lebih cepat naik.

“Walaupun itu sesuai dengan maunya kita, tetapi tidak berarti (akan mengalihkan pasar). Kami baru mengusahakan beberapa bulan ini, 6 bulan ini. Belum terlihat dari upaya kita, tetapi dari segi potensinya, India memang pertumbuhan ekonominya bagus,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×