Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day reverse Repo Rate dalam rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang dilaksanakan sejak 16-17 November 2016.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 4,75% dengan tingkat deposit facility tetap di 4% dan lending facility di 5,5%. Kebijakan ini diambil sejalan dengan kehati-hatian BI dalam merespons kondisi pasar keuangan global.
"Kebijakan ini sejalan dengan kehati-hatian BI dalam merespon meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global pasca pemilihan Presiden AS, di tengah stabilitas makro ekonomi dalam negeri yang tetap terjaga," kata Agus dalam konferensi pers, Kamis (17/11).
Lebih lanjut, menurut Agus, tingkat inflasi hingga Oktober 2016 masih terjaga, yaitu sebesar 0,14% month to month (MtM) dan 3,31% year on year (YoY). Hngga akhir tahun ini, BI memperkirakan inflasi berada di kisaran 3%-3,2% atau di batas bawah target inflasi 4% plus minus 1%.
Di sisi lain, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) juga membaik dari 2,2% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal kedua 2016 menjadi 1,83% dari PDB pada kuartal ketiga 2016 yang didorong oleh peningkatan surplus pada neraca perdagangan.
Perbaikan CAD tersebut juga membantu neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal ketiga surplus lebih besar US$ 5,7 miliar dari kuartal sebelumya.
Dari sisi kurs, nilai tukar rupiah selama kuartal ketiga tahun ini menguat 1,39% di level Rp 13.130 per dollar AS. Penguatan tersebut juga berlanjut hingga Oktober 2016 yang sebesar 0,71% yang ditutup di level Rp 13.048 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News