kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Baru ada 26 situ tersertifikasi


Selasa, 10 Oktober 2017 / 19:06 WIB
Baru ada 26 situ tersertifikasi


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mendukung program revitalisasi Situ, Danau, Embung, dan Waduk (SDEW) Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) / Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Kementerian Dalam Negeri 26 situ tercatat sudah miliki sertifikasi.

“Tahun 2017 sudah ada 26 situ yang disertifikasi dengan bantuan ATR. Kalau sudah jelas sertifikatnya, batasnya jelas, sehingga pengelolaannya nanti juga akan jelas,” kata Imam Santoso, Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR seusai acara talkshow Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, Embung, dan Waduk di kantor Kementerian PUPR, Selasa (10/10).

Sertifikasi SDEW, lanjut Imam memang perlu dipercepat lantaran penanggungjawab tata kelola yang tak jelas. Akibatnya SDEW kerap terlantar atau malah dijadikan pemukiman. Kementerian PUPR mencatat 840 danau, dan 543 situ yang kini terokupasi.

Akibatnya tak main-main, di Jabodetabek saja misalnya sudah ada 23 situ yang hilang. Beberapa situ di Jabodetabek lainnya juga terancam hilang. 3 situ di Tanggerang yaitu Situ Patrasan yang tadi miliki luas 365 hektar bekurang 31,95% menjadi 245 hektar, Situ Rompong yang mulanya 10 hektar kini luasnya tak sampai 3 hektar atau berkurang 70,01%, dan Situ Pamulang yang miliki 31 hektar berkurang 18,38% sehingga tersisa 25,3 hektar.

Setali tiga uang, nasib beberapa danau tak lebih baik. Danau Limboto di Gorontalo luasnya berkurang 57,14% dari awalnya miliki luas 7000 hektar kini bersisa 3000 hektar. Danau Rawa Pening di Jawa Tengah berkurang 30,71% yang tadinya punya luas 2670 hektar menyusut jadi 1850 hektar. Dan Danau Tempe di Sulawesi Selatan yang mulanya 28.213 hektar menurun 70,79% jadi 8.240 hektar.

“Danau Tempe itu dulu adalah wilayah produksi ikan gabus terbesar tapi kini produksinya hanya tinggal 20% akibat makin menyusut luasny,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono dalam kesempatan yang sama.

Basuki melanjutkan beberapa cara telah ditempuh oleh Kementerian PUPR. Di Danau Tempe dan Danau Rawa Pening misalnya dilakukan penanaman enceng gondok guna mengurangi sedimentasi. Sementara cara lain seperti oembangunan jalur lingkar terimplementasi di Waduk Jatigede, dan Danau Tondano.

“Pengerukan waduk sebenarnya tak terlalu efektif karena masih akan menyisakan sedimentasi,”lanjut Basuki.

Hingga 2019 Kementerian PU-Pera targetkan akan ada 77 situ yang tanahnya clean and clear, pencatatan 6 danau kategori super prioritas, 42 embung yang tanahnya masuk Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN), dan 26 waduk baru yang seluruh data bidang tanahnya lengkap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×