kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah diminta hati-hati tetapkan HET beras


Rabu, 23 Agustus 2017 / 21:40 WIB
Pemerintah diminta hati-hati tetapkan HET beras


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Jelang penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, beredar berbagai informasi mengenai HET beras di kalangan pelaku usaha. Informasi yang didapatkan beberapa waktu terakhir ini, harga HET untuk beras medium berkisar Rp 9.400 hingga Rp 9.500 per kilogram (kg) dan HET beras premium sekitar Rp 12.750 hingga Rp 13.000 per kg.

Zulkifli Rasyid, Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang pun mengakui mendapatkan informasi tentang HET tersebut. Namun dirinya mengungkap, pemerintah masih perlu melakukan kajian dalam penetapan HET.

“Saya juga dapat kabar tentang HET itu. Medium sekitar Rp 9.500 dan Premium di atas Rp 11.000, Itu bocorannya, oke-oke saja. Tetapi yang jelas yang dikonsumsi rakyat banyak adalah beras medium. Medium itu 70% sampai 80% dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke bawah,” tutur Zulkifli kepada KONTAN, Rabu (23/8).

Melihat kondisi saat ini, Zulkifli berpendapat bahwa pemerintah sebaiknya tidak menetapkan HET beras. Pasalnya, sampai saat ini harga beras terus mengalami kenaikan. Bahkan, harga beras di Pasar Induk Cipinang sudah mencapai Rp 9.000 untuk beras medium.

“Harga sekarang itu masih tinggi. Harga di pasar induk sekarang saja sudah Rp 9.000 bagaimana mau ditetapkan sebesar itu juga,” ungkapnya.

Menurut Zuklifli, bila HET tetap diterapkan, maka kemungkinan akan menekan petani dan pedagang. Dia menakutkan dengan adanya HET ini, akan berdampak pada pedagang yang sulit menjual beras karena takut melanggar aturan pemerintah.

Zulkifli juga mengungkap, pemerintah harus berhati-hati dalam mengambil keputusan mengingat kondisi yang tengah dialami oleh Indonesia. Menurutnya, saat ini persediaan beras juga terus berkurang dan panen di Indonesia juga tidak sesuai dengan perkiraan. “Jangan sampai keputusan ini menjadi bumerang kepada pemerintah,” tandas Zulkifli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×