kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju investasi lemah, Indonesia kalah kompetitif


Rabu, 26 Juli 2017 / 19:10 WIB
Laju investasi lemah, Indonesia kalah kompetitif


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal di Indonesia selama triwulan kedua tahun ini sebesar Rp 170,9 triliun atau hanya naik 3% dari realisasi di triwulan sebelumnya yang sebesar Rp 165,8 triliun.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani menilai, pertumbuhan yang tipis ini paling banyak disebabkan oleh faktor internal di dalam negeri. Menurutnya, banyak investor yang tertarik masuk ke Indonesia, tetapi menemukan kendala pada proses realisasinya.

Faktor internal pertama yaitu regulasi, “Regulasi kita banyak yang tidak konsisten, jadi biarpun dari BKPM-nya sudah dipermudah perizinan dan segala macam, tapi kalau sudah masuk teknis, itu ada regulasi yang berdampak ke bisnis secara langsung,” ujar Shinta kepada KONTAN, Rabu (26/7).

Dari sisi regulasi, Shinta juga menyebut bahwa investor membutuhkan legal certainty agar tidak ada perubahan regulasi di tengah-tengah.

Terkait regulasi ini juga sempat menjadi keluhan dari Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna. Menurut dia, dalam satu-dua bulan ini beberapa peraturan menteri (permen) direspon tidak baik oleh investor karena dianggap menghambat investasi.

Kedua adalah dari sisi competitiveness. Menurut Shinta, negara lain banyak yang lebih kompetitif dari Indonesia dalam berbagai hal. Contohnya Vietnam. Di sana, ia mengatakan, investor diberikan insentif yang luar biasa.

“Ada yang diberikan lahan, jadi yang diberikan negara itu lebih banyak di tempat lain,” kata dia.

Menyoal kompetitif ini juga menyangkut labor force. Shinta bilang, kualitas labor di negara lain lebih baik, biaya lebih sedikit, jam kerja lebih panjang. Adapun masalah lainnya adalah infrastruktur. Indonesia memang sudah membangun infrastruktur, tetapi banyak yang belum siap.

“Banyak yang ragu apakah sudah siap? Jadi faktor logistik juga masih berpengaruh di Indonesia,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×