kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi dan Presiden Bank Dunia bahas isu stunting


Rabu, 04 Juli 2018 / 11:15 WIB
Jokowi dan Presiden Bank Dunia bahas isu stunting
Presiden Jokowi dan Presiden Bank Dunia


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim akan membahas soal isu stunting di Indonesia. Hal itu disampaikan Jokowi saat menerima Jim di Istana Kepresidenan Bogor.

Dalam pembukaannya Presiden Jokowi bilang, pertemuan kali ini dirinya akan fokus pada isu stunting terhadap anak-anak. Menurutnya, isu tersebut merupakan isu yang sangat penting.

"Saya hari ini ingin berdiskusi tentang masalah ini bagaimana kita menggunakan teknologi, sektor swasta dan warga sipil untuk menghadapi stunting" katanya di Istana Bogor, Rabu (4/7).

Sekadar tahu saja, pemerintah menganggap stunting merupakan tantangan terbesar yang masih dihadapi Indonesia. Saat ini masih tingginya tingkat kekurangan gizi pada anak-anak yang berakibat pada tingginya angka stunting di Indonesia.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi menekankan pentingnya menurunkan angka stunting di Indonesia melalui berbagai rencana aksi dan program yang melibatkan sebanyak mungkin kementerian dan lembaga yang terkait.

Adapun satu dari tiga anak Indonesia diindikasi menderita stunting karena berbagai sebab, mulai dari gizi buruk, perubahan perilaku masyarakat, sampai dengan pengetahuan yang masih minim.

Untuk itu, Jokowi berkali-kali menyelenggarakan rapat terbatas, mendatangi berbagai Posyandu, mengampanyekan peningkatan gizi bagi ibu hamil, bayi, dan anak-anak sampai dengan umur 2 tahun atau yang sering disebut sebagai periode emas seribu hari pertama kelahiran.

Hal tersebut juga sejalan dengan program pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional. Adapun untuk mengatasi hal ini Indonesia telah mengajukan pinjam kepada Bank Dunia.

Bank Dunia pun menyetujui dua pinjaman untuk Indonesia sejumlah US$ 650 juta untuk program perbaikan gizi anak dan sistem irigasi modern pada 22 Juni 2018 lalu.

Bank Dunia pun menyambut baik pinjaman yang jadi investasi pemerintah Indonesia untuk dua hal tersebut karena berperan penting bagi infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Saat itu, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rodrigo A Chaves mengatakan, pinjaman sebesar 400 juta dollar AS difokuskan bagi program Investing in Nutrition and Early Years di mana bertujuan mengurangi stunting.

Pinjaman ini juga akan mendukung Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting yang bermanfaat bagi 48 juta ibu hamil dan anak usia di bawah tahun untuk 4 tahun ke depan.

Program itu juga akan mendapat manfaat tambahan hibah US$ 20 juta dari Global Financing Facility, yaitu kemitraan yang membantu negara dengan masalah kesehatan dan gizi.

Sementara pinjaman sebesar US$ 250 juta akan dipakai untuk proyek Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation dengan total penerima manfaat sekitar 887.000 keluarga petani.

Pembiayaan ini merupakan bagian Agenda Reformasi Nasional dengan fokus pada desentralisasi, demokratisasi, dan modernisasi dengan prinsip pengelolaan irigasi partisipatif. "Proyek ini didanai bersama oleh Asian Infrastructure Investment Bank dengan pinjaman US$ 250 juta," tutur Chaves.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×