kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspadai cuaca ekstrem hingga pertengahan Januari


Rabu, 09 Januari 2013 / 09:46 WIB
Waspadai cuaca ekstrem hingga pertengahan Januari
ILUSTRASI. Petugas merapikan mata uang rupiah di sebuah bank di Jakarta, Rabu (4/7). KONTAN/Cheppy A.Muclis/04/07/2018


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Data citra satelit cuaca menyebutkan, Indonesia perlu mewaspadai cuaca ekstrem hingga pertengahan Januari 2013, karena saat ini seluruh wilayah Indonesia diliputi awan tebal pembawa potensi hujan lebat dan angin kencang penyebab banjir disertai longsor.

"Laut di sekitar Indonesia saat ini cukup hangat, lebih hangat dua derajat dari rata-rata. Itu berarti penguapan lebih masif yang menjadi sumber pembentukan awan," kata Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin yang dikutip Kompas.com dari Antara di Jakarta, Rabu (9/1).

Seberapa ekstrem cuaca itu? menurut Thomas, kondisinya bisa dilihat dari peta angin yang menunjukkan adanya daerah tekanan rendah di selatan Nusa Tenggara dengan tekanan sekitar 998 millibar (mbar) lebih rendah daripada rata-rata yang sekitar 1.013 mbar.

Daerah tekanan rendah itu, lanjutnya, berpotensi menimbulkan pusat badai (siklon) tropis yang menyedot udara di sekitarnya dan berpotensi menimbulkan angin kencang. Berdasarkan data, kecepatan angin saat ini sekitar 40 knot (80 km per jam).

"Bukti badai yang dinamai Narelle terbentuk di selatan Nusa Tenggara. Badai itu akan bergerak ke arah barat menuju selatan Jawa sebelum akhirnya melemah dan hilang," katanya.

Karena pusat badai adalah daerah tekanan rendah, udara di sekitarnya disedot, sehingga menimbulkan angin kencang yang berdampak pada terjadinya gelombang tinggi di laut sekitar pusat badai.

"Jadi, laut di sekitar Nusa Tenggara, Jawa, dan Sulawesi berpotensi kena dampak berupa gelombang tinggi 2-6 meter," ujarnya.

"Pusat badai juga menyedot awan di sekitarnya sehingga di pusat badai, awan akan sangat tebal. Karena badai bergerak ke barat, kumpulan awan juga akan mengikutinya menuju sebagian wilayah Jawa," katanya.

Kandungan massa air di awan tersebut menjulang sangat tinggi dan sangat masif. Itu berarti wilayah di sekitar pusat badai yang sedang menuju ke barat itu berpotensi diguyur hujan lebat disertai angin kencang. (Hertanto Soebijoto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×