kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wapres sebut pengembangan ekonomi syariah di Indonesia berpotensi ditingkatkan


Kamis, 04 Juni 2020 / 18:34 WIB
Wapres sebut pengembangan ekonomi syariah di Indonesia berpotensi ditingkatkan
ILUSTRASI. Wakil Presiden Ma'ruf Amin berjalan usai menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Wapres meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait jenazah pasien positif virus co


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia masih jauh dari potensi yang ada. Padahal menurutnya, ekonomi syariah di Indonesia masih bisa ditingkatkan agar terus berkembang dan menjadi penggerak ekonomi nasional.

Ma'ruf mengatakan, masyarakat muslim di Indonesia merupakan bagian dari kelas menengah, dimana perkembangan kemampuan ekonominya sangat cepat dan dinamis. Menurutnya ini merupakan sebuah potensi ekonomi syariah.

Baca Juga: Pandemi virus corona, IGI usulkan tahun ajaran baru digeser ke Januari 2021

"Mereka membutuhkan pilihan produk dan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip yang dianutnya. Selain itu kebutuhan atas produk halal merupakan bagian dari gaya hidup muslim yang dinamis tadi," kata Maruf, dalam webinar UIN Malang, Kamis (4/6).

Menurut dia, industri produk halal bisa bisa dimanfaatkan dengan baik. Dimana, selain mengisi kebutuhan domestik, Indonesia juga bisa mengambil peran dalam perdagangan produk halal global. Apalagi menurutnya, pasar halal global memiliki potensi yang sangat besar.

Ma'ruf mengatakan, pada tahun 2017 produk pasar halal dunia mencapai US$ 2,1 triliun dan akan berkembang menjadi US$ 3 triliun pada 2023. "Kita harus memanfaatkan potensi ini dengan meningkatkan pasar ekspor kita yang saat ini baru berkisar 3,8% dari total pasar halal dunia," terang Ma'ruf.

Dia juga mengatakan, Indonesia harus bisa mengejar Brasil yang berdasarkan Laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019 menjadi eksportir produk makanan dan minuman halal nomor 1 dengan nilai US$ 5,5 miliar.

Baca Juga: Indef: Anggaran dana pemulihan ekonomi harus disesuaikan kondisi pandemi dalam negeri

Tak hanya makanan halal, dia pun mengatakan Indonesia bisa memanfaatkan produk halal lainnya yang bergerak dalam bidang mode seperti hijab dan pakaian muslim lainnya. Apalagi, dia menilai merek-merek besar pun ikut memproduksi hijab dan pakaian muslin.

Ma'ruf menjelaskan, berdasarkan data The State Global Islamic Economy melaporkan lebih dari US$ 270 miliar dibelanjakan untuk fesyen di tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat menjadi US$ 361 miliar di 2023.

"Hal ini tentu menjadi peluang bagi Indonesia baik untuk pasar domestik maupun untuk ekspor. Oleh karena itu kebijakan pemerintah ke depannya adalah mendorong industri produk halal menjadi produsen untuk pasar domestik sekaligus juga eksportir produk halal untuk pasar halal dunia," kata Ma'ruf.

Baca Juga: Tidak semua bank bisa pinjam likuiditas ke bank jangkar, ini kata OJK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×