kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.354.000   33.000   1,42%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Wamenaker Ungkap Faktor Utama Pencari Kerja Belum Dapat Pekerjaan


Minggu, 28 September 2025 / 15:32 WIB
Wamenaker Ungkap Faktor Utama Pencari Kerja Belum Dapat Pekerjaan
ILUSTRASI. Wamenaker, Afriansyah Noor mengungkapkan faktor utama banyaknya pencari kerja yang belum mendapatkan pekerjaan hingga saat ini.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Afriansyah Noor mengungkapkan faktor utama banyaknya pencari kerja yang belum mendapatkan pekerjaan hingga saat ini.

Afrianyah menjelaskan, hal tersebut dikarenakan adanya mismatch atau ketidaksesuaian kualitas pencari kerja dengan persyaratan jabatan yang dibutuhkan. Untuk itu, dia mendorong, masyarakat mengikuti program Kemenaker salah satunya adalah program pemagangan.

“Faktor paling utama penyebab banyak pencari kerja belum mendapatkan pekerjaan adalah mismatch atau ketidaksesuaian kualitas pencari kerja dengan persyaratan jabatan yang dibutuhkan,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (28/9).

Baca Juga: Gen Z Susah Cari Kerja? Ini Resep dari Kemenaker

Lewat program magang, lanjut Afriansyah, pencari kerja otomatis telah belajar sambil ikut melakukan pekerjaan secara langsung di industri, jadi ketika akan masuk pasar kerja mereka diharapkan bisa langsung bekerja tanpa melewati pelatihan dari perusahaan.

“Bagi pemberi kerja atau pelaku usaha, menerima para pencari kerja hasil magang adalah investasi karena yang bersangkutan bisa langsung bekerja dan perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya pelatihan untuk tenaga kerja yang baru direkrut,” terangnya.

Di samping itu, Afriansyah mengungkapkan, dari data hasil survei angkatan kerja nasional (sakernas) yang dilakukan BPS, pada tahun 2025 ini memang pekerja di sektor informal sedikit lebih banyak dari pekerja sektor formal.

“Namun demikian, berdasarkan data informasi lowongan pekerjaan yang dihimpun oleh kemenaker melalui aplikasi Karirhub, saat ini banyak tersedia lowongan pekerjaan di sektor formal khususnya yang membutuhkan skill terkait digitalisasi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Surya Lukita Warman, mencatat terdapat lebih dari 10 juta orang di tanah air yang mencari pekerjaan tiap tahun.

Baca Juga: Kemenaker Bongkar Tren Kerja 2025: Host Live Streaming Lebih Dicari dari Barista

Surya menjelaskan, data ini terlihat dari akumulasi lulusan pendidikan SMA, SMK dan Universitas, hingga jumlah pengangguran yang mencapai 7,2 juta jiwa.

“Pertumbuhan tenaga kerja di negara kita cukup besar, jadi tiap tahun 3,5 juta, lulusan dari pendidikan baik SMK, SMA, universitas itu 3,5 juta orang tiap tahunnya masuk ke pasar kerja. Ini yang harus dicarikan pekerjaan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (26/9).

Di samping itu, Surya mengungkapkan, jumlah pengangguran terbuka masih cukup tinggi di mana saat ini jumlah mencapai 7,2 juta orang menganggur.

“Jadi coba kalau dibayangkan, tadi 3,5 juta masuk ke pasar kerja sebagai angkatan kerja baru, yang menganggur 7,2 juta. Itu sendiri kalau diakumulasi sudah 10 juta lebih, ada 10,7 juta orang yang membutuhkan pekerjaan. Makanya isu kesempatan atau peluang kerja ini menjadi isu nasional saat ini,” ungkapnya.

Selanjutnya: Prospek Emiten BUMN Karya Pasca Perubahan Status Kementerian BUMN

Menarik Dibaca: Tips Praktis Nutrisi Anak Gen Alpha Lewat Susu & Mikronutrien

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×