Sumber: KONTAN | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Indonesia mendapatkan hibah dari Uni Eropa senilai € 200 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun untuk program pendidikan di Tanah Air. Pemberian dana ini tercatat yang pertama kalinya dari Uni Eropa buat negara kita tahun ini, yang nilainya merupakan terbesar kedua di Asia.
Hibah itu dikucurkan melalui Program Dukungan Sektor Pendidikan atau Educational Sector Support Programme (ESSP) selama lima tahun. Program ini akan diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah dan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014.
Komisioner Urusan Pembangunan Uni Eropa Andris Piebalgs mengatakan, kerjasama ini bisa saling memperkuat dan memperluas kemitraan antara Uni Eropa dengan Indonesia di bidang pendidikan. "Kami tidak akan mencampuri kebijakan yang akan diambil Pemerintah RI terkait penggunaan dana itu," katanya usai meneken perjanjian hibah, Selasa (25/5).
Yang penting, Piebalgs menegaskan, program pendidikan yang dijalankan sesuai dengan prioritas kebijakan Pemerintah Indonesia. Dan, pelaksanaannya harus transparan serta akuntabel dalam penggunaan dana.
Menurut Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Djalal, dana hibah ini terbagi dalam dua kelompok. Yakni, untuk analytical and capacity development partnership (ACDP) sebesar € 20 juta dan sector budget support senilai € 180 juta.
Program ACDP akan berjalan mulai Juli 2010 yang dananya dikelola Bank Pembangunan Asia (ADB). Tapi, pencairannya atas permintaan Pemerintah Indonesia. Kementerian Pendidikan Nasional bakal fokus pada pengembangan pendidikan dan sistem informasi. "Pengucurannya per program selama lima tahun," ujar Fasli.
Sedangkan dana sector budget support akan masuk ke rekening ke Kementerian Keuangan. Dengan demikian, pemakaiannya akan mengikuti prosedur penggunaan dana APBN. "Dana ini dicairkan Departemen Keuangan setelah mereka yakin Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 sudah berhasil dieksekusi, baru kemudian dibayar oleh mereka," kata Fasli.
Hibah tersebut mengucur, Fasli menjelaskan, setelah Uni Eropa melakukan evaluasi terhadap penggunaan bantuan serupa yang diberikan sebelumnya. Uni Eropa tiga tahun lalu pernah memberikan hibah untuk program pendidikan di Indonesia sebesar € 37 juta.
Dana itu, Fasli bilang, dulu dipakai untuk meningkatkan perencanaan program pendidikan di kabupaten dan kota. Bentuknya, berupa capacity building lewat workshop dan studi banding.
Tedy Gumilar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News