kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Undang pebisnis Korsel, BKPM tawarkan tiga sektor


Rabu, 08 Maret 2017 / 17:41 WIB
Undang pebisnis Korsel, BKPM tawarkan tiga sektor


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Berkembangnya berbagai sektor ekonomi di Korea Selatan, membuat pemerintah ingin menarik lebih besar investasi lagi investasi negeri ginseng tersebut ke dalam negeri. Hal itu akan dilakukan pemerintah melalui tiga sektor utama.

Keinginan pemerintah sejalan dengan diadakannya acara Indonesia Korea Business Summit di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (14/7) pekan depan. Rencananya, acara tersebut akan dihadiri oleh lebih dari 500 peserta yang terdiri dari 365 peserta asal Korea Selatan dan 150 peserta asal Indonesia.

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, investor Korea yang hadir nanti merupakan pengusaha dari berbagai sektor. Beberapa diantaranya, yaitu sektor perindustrian, energi, ekonomi kreatif, pariwisata, logistik, transportasi, dan perdagangan.

Sementara pemerintah Indonesia akan mendorong tiga sektor utama untuk dijajaki investor negeri berlambang harimau tersebut. Pertama, sektor perindustrian.

Menurut Lembong, investasi Korea di bidang industri memegang banyak peran. Salah satunya, komoditas baja yang berkongsi dengan Krakatau Steel. Pemerintah ingin mendorong investor Korea untuk mengambil peran lebih banyak dalam sektor industri dasar.

Kedua, sektor ekonomi kreatif. Menurut Lembong, hal ini konsisten dengan strategi pemerintah untuk memprioritaskan invetasi di dua aspek, yaitu berorientasi ekspor dan berorientasi padat karya.

"Kebetulan Indonesia punya keunggulan di sektor ini. Bakat, semangat, budaya sangat cocok sekali. Studio animasi dan grafik desain begitu berkembang. Kami melihat potensi yang besar sekali kalau bisa terjadi sinergitas sektor kreatif Korea dan Indonesia," kata Lembong di kantornya, Rabu (7/3).

Ketiga, sektor pariwisata. Menurut Lembong, sektor ini juga menjadi prioritas pemerintah indonesia lantaran sektor ini bisa menjadi sektor pendorong ekonomi kreatif.

BKPM mencatat, selama ini jumlah wisatawan mancanegara (wisman) asal Korea ke Indonesia masih sedikit, hanya sekitar 300.000 per tahun. Padahal wisman asal Korea ke negara ASEAN lain bisa melebihi 1 juta wisman per tahun.

"Jadi kami juga cukup fokus kepada sektor penerbangan untuk konektivitas," tambahnya.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, salah satu sektor di Indonesia yang potensial untuk diintegrasikan dengan Korea adalah pertelevisian. Ia bercerita, beberapa tahun lalu minat investor Korea untuk masuk ke sektor ini melalui pembangunan bioskop sangat tinggi, tetapi terhalang dengan aturan Daftar Negatif Investasi (DNI).

"Namun saat ini sektor itu sudah dihapus dari daftar DNI. Kami undang pihak Korea, kami minta untuk investasi di bioskop," tambahnya.

Terbaru lanjut Triawan, pihak Korea mau membantu Indonesia melalui hibah dana untuk pembuatan sistem terintegrasi box office atau integrated box office system (IBOS). Saat ini Indonesia belum memiliki sistem tersebut, padahal sistem tersebut dibutuhkan di industri perfileman di seluruh negara.

"Itu akan dihibahkan dananya oleh Korea dan saat ini sedang dalam tahap persetujuan Bappenas," kata Triawan.

BKPM mencatat, investasi asal Korea sejak tahun 2012-2016 mencapai US$ 7,5 miliar yang terdiri dari 7.607 proyek. Jumlah investasi tersebut membuat posisi Korea menempati peringkat ketiga penanaman modal asing (PMA) di Indonesia, setelah Singapura (US$ 30,4 miliar) dan Jepang (US$ 18 miliar).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×