Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Sejumlah tokoh Papua yang berada di Jakarta menolak hasil Kongres Rakyat Papua (KRP) III yang mengatasnamakan rakyat Papua. Mereka menuding KRP III sebagai permainan sekelompok elit Dewan Adat Papua yang tidak disetujui oleh mayoritas masyarakat adat Papua dan Papua Barat.
"Sejak awal kami sebagai pejuang pembela kemerdekaan Indonesia dengan tegas menolak berbagai gerakan yang bertentangan dengan Pancasila dan prinsip NKRI," kata Juru bicara keluarga pejuang Papua Indonesia Ramses Ohee, Kamis (20/10).
Mereka menilai, adat telah dipermainkan dan disalahgunakan untuk kepentingan politik. Karena itu, Ramses menolak keputusan KRP III yang mendeklarasikann Negara Federasi Papua Barat. Menurutnya, pendirian suatu negara dengan presiden, perdana menteri dan struktur kabinet jelas-jelas tindakan makar.
Dia menyarankan, persoalan Papua harus dengan cara dan pola komunikasi yang sesuai dengan aturan hukum yang ada. "Kami mengajak semua komponen masyarakat Papua untuk menjalankan kesantunan dalam berpolitik sesuai nilai-nilai adat Papua," katanya.
Kongres Papua III dihadiri sekitar 5.000 peserta dari berbagai daerah. Kongres ini merupakan kelanjutan dari Kongres Papua II pada 2000. Kongres dibuka oleh Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yeboisembut.
Kongres Papua berakhir ricuh setelah polisi merangsek ke arena kongres di lapangan Zakeus, Padang Bulan, kemarin sore. Sedikitnya empat panser TNI dan tiga mobil barakuda polisi disiagakan di lokasi kejadian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News