kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Terungkapnya kartel daging sapi


Jumat, 14 Agustus 2015 / 11:56 WIB
Terungkapnya kartel daging sapi


Sumber: TribunNews.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Harga daging sapi potong di pasaran melonjak tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Ternyata, kenaikan juga ditemukan pada harga daging sapi hidup di beberapa tempat penggemukan sapi.

Kepala Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Agung Marlianto mengatakan, harga daging sapi tersebut fluktuatif dan bergantung pada pasar. Salah satunya ialah bergantung pada momen dan kalender tahunan.

"Seharusnya, harga puncak itu pada bulan Juli karena saat itu bulan Ramadhan," kata Agung di Mapolda Metro Jaya, Jumat (14/8/2015).

Karena itu, Agung melanjutkan, seharusnya, harga daging sapi hidup di tempat penggemukan turun. Namun, kenyataannya harga tersebut malah melonjak.

Pada tiga bulan terakhir, yakni Mei, Juni, dan Juli, harga per kilogram sapi hidup ialah Rp 38.000 sampai Rp 39.000. Namun, memasuki Agustus, harga tersebut menjadi Rp 43.000.

"Kenaikannya sekitar Rp 5.000. Naik Rp 5.000 kelihatannya kecil, per kilogram, per berat sapi, per jumlah sapi, per kebutuhan dari masyarakat di Indonesia. Berapa mereka diuntungkan, berapa negara dirugikan, berapa masyarakat yang dirugikan," kata Agung.

Keanehan dari kenaikan tersebut ditengarai polisi karena permainan kartel sapi. Kartel tersebut merupakan para importir atau pemilik tempat penggemukan sapi yang sengaja menaikkan harga tanpa ada sebab pasti.

Dalam dua hari terakhir, polisi melakukan sidak langsung ke tempat penggemukan sapi di beberapa daerah Jabodetabek, salah satunya di PT WMP, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Saat disidak, ternyata terdapat 2.500 sapi di tempat tersebut. Hal ini membantah bahwa terjadi kelangkaan sapi dalam satu minggu ke belakang.

Polisi menyelidiki penyebab sapi-sapi tersebut tidak didistribusikan. Padahal, importir diberikan tenggat untuk menjual sapi tersebut dalam kurun waktu empat bulan. Selain itu, sampai pertengahan Agustus ini, PT WMP baru menjual sekitar 167 sapi. Pada Juni dan Juli, mereka mampu menjual sekitar 1.000 sapi. (Kahfi Dirga Cahya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×