Reporter: Noverius Laoli | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Data Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) menunjukkan pada \2014 total ekspor produk perikanan mencapai 1,27 juta ton dengan nilai US$ 4,64 miliar. Tahun ini, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP menargetkan ekspor produk perikanan naik menjadi 1,42 juta ton senilai US$ 5,60 miliar.
Dirjen P2HP Saut Hutagalung mengatakan, peningkatan target ekspor perikanan pada tahun ini tak terlepas dari upaya Presiden Joko Widodo meresmikan beroperasinya Terminal Peti Kemas (TPK) Teluk Lamong, Jawa Timur pada Jumat (22/5). TPK Teluk Lamong merupakan bagian dari Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) yang saat ini dapat disinggahi kapal kargo besar lintas samudera.
"Ini kemajuan penting bahwa kapal kargo internasional dapat singgah langsung di pelabuhan Indonesia," ujar Saut, Senin (25/5).
Saut bilang, selama ini semua kapal kargo internasional singgah dan alih muatan ke kapal kargo lebih kecil di Singapura lalu diangkut ke Indonesia. Demikian juga sebaliknya, kontainer tujuan ekspor dimuat kapal kargo dari Indonesia diangkut ke Singapura lalu dialihmuat ke kapal kargo internasional selanjutnya dibawa ke negera tujuan seperti Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS).?
Menurut Saut, kondisi ini mengakibatkan biaya logistik dan transportasi menjadi tinggi dan daya saing bisnis rendah. Secara nasional, biaya logistik dan transportasi di Indonesia mencapai 27% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sementara di negara maju seperti Singapura di bawah 10%. Di beberapa negara Asean lain seperti Thailand, Malaysia hanya sekitar 12% hingga 13% dari PDB.
Maka bila TPK Teluk Lamong beroperasi dengan baik, biaya logistik laut dapat turun signifikan. Jika logistik darat-laut dan pelabuhan terintegrasi maka biaya logistik dapat turun sampai 50%. "Jika ini tercapai, maka daya saing logistik Indonesia sejajar dengan negara ASEAN di luar Singapura," imbuh Saud.
Saud menilai perkembangan ini sangat positif bagi peningkatan ekspor. Harga produk perikanan Indonesia akan dapat lebih bersaing dari sisi harga. Selama ini, ekspor produk perikanan kita masih kuat terutama karena pasokan, mutu dan ?pemenuhan syarat ekspor seperti delivery service namun harga umumnya lebih tinggi. Dengan turunnya biaya logistik, harapan P2HP tidak saja harga produk lebih bersaing tetapi juga keuntungan eksportir lebih tinggi dan harga jual di tingkat produsen seperti nelayan akan lebih tinggi juga.
Secara khusus, Saud menyorot Provinsi Jawa Timur dan provinsi lain yang selama ini lebih banyak mengekspor melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, peresmian TPK Teluk Lamong membuka peluang baru untuk lebih mengenjot ekspor perikanan. ?Ekspor hasil perikanan lewat Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sekitar 35%-37% dari total nilai ekspor hasil perikanan kita per tahun. Khususnya bagi kawasan timur Indonesia dan wilayah Sulawesi dan Kalimantan, perbaikan pelayanan di pelabuhan Teluk Lamong akan meningkatkan daya saing ekspor.
Tentu pengembangan Teluk Lamong merupakan bagian dari rencana pengembangan Tol Laut dan konektivitas laut nasional. Tentu perlu percepatan pengembangan Tol Laut agar secara nasional daya saing meningkat. Khusus di bidang kelautan dan perikanan, maka perlu juga percepatan pengembangan Sistem Logistik Ikan Nasional/SLIN memanfaatkan Tol Laut sebagai tulang punggung transportasi laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News