kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tak bisa ibadah, Edo menulis surat ke SBY


Minggu, 28 Juli 2013 / 08:30 WIB
Tak bisa ibadah, Edo menulis surat ke SBY
ILUSTRASI. Deretan permukiman penduduk dan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (26/2/2022). Cuaca besok di Jabodetabek cerah berawan hingga hujan sedang, menurut ramalan BMKG. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Edward Matthew Sitorus atau biasa disapa Edo, menulis surat untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Surat itu berisi protes karena rumah ibadahnya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin, disegel oleh Wali Kota Bogor Diani Budiarto sejak 2008 lalu.

Ini adalah kali kedua Edo mengirim surat untuk Presiden. Surat pertama dibuatnya pada 2012 saat ia masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Ia mengirim langsung surat itu ke Istana Kepresidenan. Namun, Edo mengaku belum menerima balasan apa pun dari Kepala Negara.

Pesimis bahwa suratnya akan dibaca Presiden, ia akhirnya memutuskan untuk terlebih dahulu membacakannya di depan anak-anak minoritas lain yang berkumpul di YLBHI, Jakarta, Sabtu (27/7/2013). Anak-anak minoritas tersebut, antara lain, berasal dari kelompok Syiah, Ahmadiyah, HKBP Filadelfia, dan Rohingya

Berikut ini adalah surat yang ditulis Edo:

Selamat siang Pak Presiden SBY, Apa kabar ? Bapak masih inget saya ? Saya Edo pak, Edward Matthew Sitorus, yang tahun lalu pernah kirim surat untuk Bapak. Mungkin Bapak lupa, atau tidak baca surat saya. Ya udah gak apa-apa, saya juga tahu kok, Bapak sibuk.

Waktu buat surat itu, saya masih kelas 6 di SD BPK Penabur. Sekarang saya sudah lulus SD, masuk SMP. Sekarang, saya buat surat lagi untuk Pak SBY, isinya masih seperti yang dulu. Kalo boleh, saya minta tolong untuk Bapak menyuruh Walikota Bogor membuka gereja saya, GKI Yasmin, yang sampai sekarang masih disegel.

Pak Presiden pernah lihat gereja saya sekarang-sekarang ini? Kasian, gak terawat, rumputnya sudah setinggi pagar. Mungkin sudah jadi sarang ular. Minggu lalu, kami ibadah di depan Istana Bapak lagi. Kata Ibu, kebaktian disitu sudah lebih dari 30 kali. Saya aja gak inget lho Pak, saking seringnya, tapi tak satu kalipun Bapak melihat kami.

Minggu lalu itu, hujan derasss sekali. Kami kehujanan Pak. Baju kami basah. Pulang dari Istana pada pilek dan masuk angin. Ibu saya bilang, itu bagian dari perjuangan. Saya sampai bingung,sebenernya salah kami dimana kok mau ibadah aja sampe harus panas-panasan, pake hujan-hujanan segala.

Saya tahu Pak SBY pasti sibuk sekali. Mungkin juga gak sempat baca surat saya yang ini. Tapi saya mohon, dengarkan permintaan saya ini, Pak. Enam bulan lagi, kami mau Natalan. Sudah 3 kali kami Natalan di trotoar, terusir. Sedih sekali. Semoga tahun ini, kami bisa merayakan Natal di dalam gereja. Kami mohon, pak SBY. Salam damai untuk Bapak Edo GKI Yasmin. (Ihsanuddin/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×