kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun Ini Pemerintah Mengejar Swasembada Gula dan Jagung


Selasa, 14 Juli 2009 / 11:00 WIB
Tahun Ini Pemerintah Mengejar Swasembada Gula dan Jagung


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Setelah swasembada beras tercapai tahun lalu, sekarang Pemerintah mengejar swasembada gula dan jagung. Musim yang cukup bersahabat membuat Pemerintah yakin, target pencapaian swasembada kedua komoditas tersebut pada tahun ini bisa terealisasi.

Pemerintah yakin, produksi gula dan jagung meningkat dan kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi tanpa perlu mengimpor lagi. "Jagung dan gula bisa swasembada di 2009," kata Staf Ahli bidang Revitalisasi Pedesaan, Pertanian, dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Deddy M. Maskur Riady, Senin (13/7).

Tahun lalu, kebutuhan gula nasional mencapai 2,7 juta ton. Tapi, industri gula di dalam negeri hanya sanggup memproduksi 2,2 juta ton. Sehingga, Indonesia masih harus mengimpor sisa kebutuhan gula sebesar 500.000 ton pada tahun itu.

Sedang kebutuhan jagung nasional pada 2008 sebanyak 17 juta ton. Tapi, lahan perkebunan jagung di Indonesia yang seluas empat juta hektare lebih hanya bisa menghasilkan panen 16,3 juta ton. Jadi harus ada impor jagung untuk menutup kekurangannya.

Jika swasembada jagung dan gula bisa tercapai, tidak demikian halnya dengan kedelai. Tahun lalu, produksi kedelai hanya sekitar 775.000 ton. Adapun tahun ini, produksi diperkirakan naik menjadi 924.000 ton. Tapi, kebutuhan kedelai nasional dua juta ton per tahun. Jadi, "Agak susah mengejar swasembada kedelai," ujar Deddy.

Cuma, Deddy menjelaskan, di tahun-tahun yang akan datang, Pemerintah juga akan mengejar peningkatan produksi komoditas nonpangan, seperti kelapa sawit, kakao, teh, dan cengkeh. Soalnya, dari sisi ekonomi hal itu mempunyai efek lebih besar.

Jika Pemerintah cuma sibuk mengurus tanaman pangan, itu tidak akan terlalu banyak perannya ke ekonomi. "Jangan lupa menyeimbangkan antara pangan dan nonpangan yang mendorong ekonomi," kata Deddy.

Ini sangat penting. Sebab, tanaman nonpangan masih memilik potensi pasar yang besar. Sehingga pengembangannya dapat lebih bagus lagi. Contohnya, untuk mendongkrak produksi kakao, caranya bisa dengan menambah jumlah bibit. Makanya, "Kami akan dorong Rencana Jangka Pendek dan Menengah (RJPM) Nasional 2009-2014 untuk lebih memperhatikan nonpangan," ujar Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×