Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mendeteksi adanya pelebaran defisit anggaran tahun ini sebesar Rp 30 triliun-Rp 37 triliun menjadi Rp 367 triliun-Rp 370 triliun. Jumlah defisit sebesar 2,6% dari produk domestik bruto (PDB) itu rencananya akan diajukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017.
Jumlah itu lebih tinggi dari defisit anggaran sebelumnya dalam APBN 2017 yang sebesar Rp 330 triliun atau 2,41% dari PDB. Dengan pelebaran itu maka otomatis pemerintah harus menambah pembiayaan anggaran. Salah satunya akan akan ditempuh untuk menambal kekurangan belanja adalah dari penerbitan surat utang negara (SUN) atau Surat Berharga Negara (SBN).
Pemerintah memiliki opsi tambahan penerbitan SUN. Pertama, dengan memperbesar penerbitan SUN berdenominasi euro (euro bond) yang rencananya diterbitkan Juli nanti. Kedua, memperbesar penerbitan SBN rupiah, baik melalui penerbitan SBN ritel atau lelang SBN rutin.
Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Scenaider Siahaan mengatakan, strategi penerbitan SBN nantinya tergantung kondisi pasar. Tambahan penerbitan SBN ritel dimungkinkan bila minat investor besar. Sementara penerbitan SBN denominasi valas termasuk euro bond, diakuinya hanya sebagai pelengkap pembiayaan.
Namun pemerintah memberi sinyal menambah penerbitan SBN dalam lelang rutin. "Utamanya lelang biasa karena sudah terjadwal. Nanti peluang (tambahan penerbitan SBN) ritel baru bisa kita tahu setelah masa bookbuilding," kata Scenaider kepada KONTAN, Selasa (20/6).
Seperti diketahui, dalam APBN 2017 pemerintah menargetkan penerbitan SBN bruto sebesar Rp 684,83 triliun. Adapun realisasinya hingga akhir April 2017 lalu mencapai Rp 308,43 triliun atau 54,04% dari target.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Robert Pakpahan bilang, porsi penerbitan SBN valas mencapai 25% dari total target. Nanti porsi SBN valas bisa ditingkatkan hingga 30% total target.
Ekonom Maybank Indonesia Juniman mengatakan, tambahan defisit bisa diatasi dengan menambah jumlah penerbitan SBN valas, yakni euro bond dan penerbitan SBN rupiah. Namun, meski pemerintah bisa meningkatkan target penerbitan SBN, tetapi masih harus melihat kondisi permintaan pasar. "Kalau permintaan bagus, itu bisa di-upsize. Begitu juga dengan euro bond, terbuka peluang upsize," katanya.
Juniman menganalisa, jika tambahan defisit anggaran ditambal dengan penerbitan SBN rupiah, maka tambahan sekitar Rp 30 triliun diperkirakan tak menimbulkan tarik-menarik dana dengan perbankan (crowding out). Namun akan tetap menimbulkan sentimen negatif di pasar. "Kalau full rupiah, investor akan minta kenaikan yield," tambah Juniman. Pemerintah perlu mewaspadai demi menurunkan biaya utang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News