kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

SUN valas akan jadi agenda rutin


Senin, 07 Oktober 2013 / 09:18 WIB
SUN valas akan jadi agenda rutin
ILUSTRASI. Berikut kelebihan dan kekurangan kasur spring bed yang perlu Anda ketahui.


Reporter: Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pemerintah berniat konsisten menerbitkan obligasi valuta asing (valas) untuk pasar domestik tiap tahun. Mulai tahun ini Kementerian Keuangan (Kemkeu) melelang surat utang negara (SUN) valas senilai US$ 500 juta dan tahun depan naik menjadi US$ 1 miliar.

Instrumen untuk menggali utang baru ini akan keluar pertama kali pada bulan Oktober 2013. Rencananya obligasi valas domestik ataw onshore valas tersebut memiliki tenor jangka menengah antara lima hingga 10 tahun. "Kalau sukses sekarang, ada potensi dapat US$ 1 miliar tahun depan," jelas Pejabat sementara (Pjs) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemkeu Robert Pakpahan, akhir pekan lalu.

Robert memastikan, pemerintah akan menggunakan instrumen utang ini dengan hati-hati. Selain baru pertama kali diluncurkan, ada kekhawatiran akan banyak masyarakat yang menggunakan rupiahnya untuk membeli dollar Amerika Serikat (AS) guna mendapatkan SUN valas sehingga bisa memperlemah nilai tukar rupiah. "Kami hanya cari orang yang memang sudah punya dollar," katanya.

Sebenarnya, dalam hal sumber utang, pemerintah belum kekurangan. Lihat saja, hingga Agustus 2013, jumlah komitmen fee atas utang pemerintah yang sudah terealisasi mencapai Rp 158 miliar. Komitmen fee adalah dana yang harus dibayarkan pemerintah atas utang yang belum ditarik.

Biasanya, besaran komitmen fee 0,2% dari pinjaman. Artinya, tersedia pinjaman sekitar Rp 79 triliun yang belum ditarik pemerintah. Sementara, hingga saat ini total utang pemerintah Rp 2.177 triliun, sebanyak Rp 640 triliun berbentuk pinjaman (non surat utang).

Meskipun besar, tapi pemerintah perlu mencari sumber pinjaman lain, terutama yang berbentuk valas dari pasar domestik. Ini untuk menyerap valas menganggur yang selama ini tersimpan di dompet perusahaan di Indonesia. SUN valas di pasar domestik juga untuk memperkuat likuiditas valas di tingkat pemerintah.

Robert menambahkan, meski harus menanggung komitmen fee yang lumayan besar, hal itu tidak merugikan pemerintah. Soalnya, besaran komitmen fee biasanya lebih kecil dibandingkan dengan bunga pinjaman dan administrasi fee yang harus ditanggung pemerintah saat mengajukan pinjaman baru.

Ekonom Universitas Ma Chung Doddy Arifianto, menyatakan, terkadang pemerintah perlu membayar komitmen fee. Hal itu juga bagian dari strategi pemerintah untuk mengikat kreditur agar mau berinvestasi di proyek atau program pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×