kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Strategi BKPM mencapai target investasi sebesar Rp 886 triliun di 2020


Rabu, 05 Februari 2020 / 21:29 WIB
Strategi BKPM mencapai target investasi sebesar Rp 886 triliun di 2020
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan tentang pengalihan wewenang pemberian fasilitas investasi dari seluruh kementerian dan lembaga (K/L) ke BKPM mulai hari ini, saat ditemui, Senin (3/2), di Wisma Antara. Pendelegasian pemberian fasilitas insentif ef


Reporter: Umar Tusin | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, masih ada investasi senilai Rp 708 triliun yang mangkrak. Mangkraknya investasi tersebut karena karena masih ada tingginya tumpang tindih aturan antara lembaga dan kementerian.

Sementara pada tahun 2020 ini, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan agar BKPM menjaring investasi sebesar Rp 886 triliun.  Untuk mencapai target tersebut, BKPM mendorong adanya perbaikan regulasi, dan mendapat kewenangan memberikan insentif fiskal kepada investor.

Baca Juga: Jokowi sebut pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tertekan virus corona

Kemudian BKPM membuat satgas untuk mengatasi kendala investasi di lapangan. "Bersama polisi kita bekerjasama untuk mengawali investasi sampai di tingkat bagaimana investasi bisa berproduksi," ujar Bahlil dalam Mandiri Invesment Forum, Rabu (5/2).

Ke depannya selain fokus di industri pariwisata, BKPM juga akan fokus terhadap investasi di sektor nilai tambah. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan produk subsidi impor dan memperbaiki kualitas ekspor.

Baca Juga: BKPM harap perpres daftar negatif investasi ditandatangani Februari 2020

Bahlil menambahkan, melihat data Badan Pusat Statistik, 56% pertumbuhan ekonomi berasal dari konsumsi rumah tangga. Untuk mendorong konsumsi rumah tangga diperlukan lapangan pekerjaan yang berasal dari investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×