Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pandemi Covid-19 berdampak di banyak sektor. Seperti kesehatan, aktivitas ekonomi, serta tekanan pada ruang fiskal merupakan salah satu dampak pandemi yang juga mempengaruhi agenda pembangunan infrastruktur yang sangat penting.
“Ruang fiskal yang semakin sempit memaksa pemerintah untuk fokus pada pengeluaran yang lebih mendesak seperti perawatan kesehatan serta menyelamatkan banyak orang yang rentan dengan menggunakan perlindungan sosial. Selain itu, banyak proyek infrastruktur terkendala akibat pandemi,” jelas Sri Mulyani, dalam keynote speechnya pada B20-G20 Dialogue on Finance and Infrastructure Accelerating Sustainable and Inclusive Growth secara daring, Senin (5/7).
Bank Dunia menyebutkan dalam laporannya, pada paruh pertama tahun 2020, investasi sektor swasta dalam proyek infrastruktur di negara-negara berkembang turun 56% dari periode yang sama tahun 2019.
Dalam pembaruan rencana aksi April 2021, G20 menegaskan kembali komitmennya untuk melipatgandakan upaya mempromosikan investasi infrastruktur yang berkualitas dan mempercepat upaya mobilisasi sumber pembiayaan infrastruktur swasta untuk strategi pemulihan.
Baca Juga: PP pembentukan holding ultra mikro terbit, Pegadaian dan PNM jadi anak usaha BRI
“Dorongan kolektif yang sinkron menuju investasi infrastruktur dapat mendukung banyak pertumbuhan domestik di banyak negara berkembang, sementara pada saat yang sama juga memberikan dorongan tambahan untuk output global melalui efek pemulihan yang positif,” ungkap Sri Mulyani.
Indonesia mendukung agenda infrastruktur di bawah Kepresidenan G20 Italia yang berfokus pada empat pilar. Pertama tangguh dan pemeliharaan, kedua infrastruktur digital, ketiga infrastruktur berkelanjutan dan keempat inklusi sosial.
Sambil memastikan kesinambungan dengan penyampaian agenda infrastruktur sebelumnya seperti peta jalan menuju infrastruktur sebagai kelas aset, dan juga prinsip G20 untuk investasi infrastruktur berkualitas.
“Kami juga menghargai kerja kepresidenan Italia dalam terus mengembangkan kolaborasi antara investor publik dan swasta untuk memobilisasi modal swasta. Saya rasa kita sudah banyak mendengar hari ini tentang bagaimana hal ini bisa dilakukan dan apa yang menjadi aspirasi dan juga hambatan untuk mewujudkan potensi tersebut. Kami menantikan langkah selanjutnya dari dialog investasi infrastruktur G20 yang pertama, dalam Pertemuan Tingkat Menteri Oktober mendatang,” tutup Sri Mulyani.
Selanjutnya: Pemulihan ekonomi menyeluruh jadi agenda utama Kongres Dunia ke-19 IEA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News