kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sri Mulyani Berkomitmen Kurangi Pembiayaan Utang Hingga Rp 216 Triliun pada 2022


Jumat, 01 Juli 2022 / 17:04 WIB
Sri Mulyani Berkomitmen Kurangi Pembiayaan Utang Hingga Rp 216 Triliun pada 2022
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Berkomitmen Kurangi Pembiayaan Utang Hingga Rp 216 Triliun pada 2022.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan mengurangi utang pemerintah sebesar Rp 216 triliun. Ini lantaran pemerintah mengurangi pembiayaan utang, yang jumlahnya lebih rendah dari target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Penurunan ini lantaran pemerintah menurunkan target defisit APBN dalam Peraturan Presiden (Perpres) 98/2022 Rp 943 triliun, turun dari target yang berada dalam UU APBN 2022 sebesar Rp 973.

Akan tetapi, Sri Mulyani menjelaskan, tahun ini pihaknya kemungkinan hanya akan melakukan pembiayaan utang sebesar Rp 757 triliun. Dengan begitu, pemerintah akan mengurangi pembiayaan utang hingga Rp 216 triliun.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pemerintah Berkomitmen Tindaklanjuti Temuan BPK dalam LKPP 2021

"Pembiayaan utang akan turun tajam, hanya Rp 757 triliun. Ini sebesar Rp 216 triliun lebih rendah dari Perpres, ini penurunan yang tajam 22%,” tutur Sri Mulyani Indrawati dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Jumat (1/7).

Menurutnya, jika angka tersebut tidak menurun, maka akan menjadi beban besar yang harus ditanggung oleh pemerintah di masa depan. Meski begitu, Ia menegaskan bahwa posisi utang Indonesia saat ini masih aman.

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan pengurangan penerbitan utang tahun ini dinilai menguntungkan sejalan dengan adanya pengetatan likuiditas global pasca negara maju seperti Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuan, biaya yang ditanggung dari penarikan utang akan tinggi.

Baca Juga: Kemenkeu Terbitkan Surat Utang Rp 21,87 Triliun Private Placement untuk BI

“Kondisi ini menguntungkan Indonesia, karena di tengah ketatnya likuiditas global pasca negara maju seperti AS menaikkan suku bunga acuan, biaya yang ditanggung dari penarikan utang akan tinggi,” jelasnya.

Ia pun meyakinkan, pihaknya akan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam melakukan penerbitan dan pengelolaan utang, serta fleksibel dan opportunistik pada sisa akhir tahun 2022. Pun pemanfaatan saldo anggaran lebih (SAL) juga akan digunakan untuk mengurangi utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×