kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak perkembangan perekonomian Indonesia periode 20-24 April 2020


Jumat, 24 April 2020 / 15:27 WIB
Simak perkembangan perekonomian Indonesia periode 20-24 April 2020
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus memantau dan menjaga stabilitas moneter di tengah merebaknya corona virus atawa Covid-19 terhadap perekonimian dalam negeri. Berikut catatan bank sentral terkait perkembangan nilai tukar sepanjang 20-24 April 2020

Pada akhir hari Kamis, 23 April 2020

  • Nilai tukar rupiah ditutup menguat di Rp 15.350 per dollar Amerika Serikat (AS)
  • Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,81%.
  • Indeks dollar AS menguat ke level 100,43.
  • Yield UST (US Treasury Note)10 tahun turun ke level 0,602%. 

Baca Juga: Perkasa, rupiah spot ditutup menguat 0,09% ke Rp 15.400 per dolar AS di Jumat (24/4)

Pada pagi hari Jumat, 24 April 2020 

  • Rupiah ditutup pada level  Rp 15.400per dollar AS
  • Yield SBN 10 tahun stabil di 7,80%.
  • Premi Credit Default Swaps(CDS) Indonesia 5 tahun naik ke 210,59 bps per 23 April 2020 dari 191,23 bps pada 17 April 2020 dipicu oleh kekhawatiran resesi ekonomi global. 

Baca Juga: IHSG merosot 2,99% sepekan, saham-saham bank besar masih tertekan jual asing

Selanjutnya, BI mencatat berdasarkan data transaksi 20-23 April 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 180 miliar dengan jual neto di pasar saham sebesar Rp 1,58 triliun, sementara di pasar SBN  beli neto sebesar Rp 1,40 triliun. 

Di sisi lain, berdasarkan data setelmen 20-23 April 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,95 triliun dan selama 2020 (ytd), tercatat jual neto Rp 159,38 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×