Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekertaris Jendral Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (SATHU) Artha Hanif, mengitung tidak lebih dari 10% jemaah haji khusus yang ingin dikembalikan uang hajinya. Total 10% tersebut terhitung dari jumlah yang sudah membayar sekitar 15.200 jamaah haji khusus.
"Umumnya tidak banyak yang meminta kembali dananya, jemaah lebih berharap mendapat prioritas kuota case," kata Artha saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (10/6).
Adanya permintaan pengembalian dana haji sejalan dengan putusan pemerintah yang membatalkan keberangkatan jemaah Indonesia pada penyelenggaraan haji 1442 H/2021 M. Pembatalan ini diumumkan Menag Yaqut Cholil Qoumas pada 3 Juni 2021.
Baca Juga: Dana haji yang ditempatkan di bank mencapai Rp 45,2 triliun per akhir 2020
Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Ramadan Harisman mengatakan, sampai hari ini, ada 25 jemaah haji khusus yang telah mengajukan pengembalian dana hajinya,"dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (10/6).
Lebih lanjut, Ramdan menjelaskan jemaah yang telah mengajukan pengembalian pelunasan ini langsung kami proses untuk diajukan ke Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) agar bisa ditindaklanjuti sesuai alur yang sudah ditetapkan. Pengembalian dana haji ini secara ketentuan dapat diambil kurang lebih sembilan hari sampai dana jemaah ditransfer ke rekening masing-masing.
Umumnya, Kata Artha, jamaah haji lebih menyukai paket haji khusus dengan harga US$ 8.500-10.000 atau sekitar Rp. 142 juta. "Kebanyakan yang ambil itu sekitar US$ 10.000, ada juga yang paling mahal bisa di atas US$ 25.000", jelas Artha.
Selanjutnya: Batal berangkat, BPKH pastikan dana tersedia jika jemaah haji ingin tarik dananya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
