kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,63   -7,86   -0.85%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat Presiden Jokowi Mengartikan Senyuman Aburizal Bakrie Sebagai Cuan Batubara


Sabtu, 22 Oktober 2022 / 21:32 WIB
Saat Presiden Jokowi Mengartikan Senyuman Aburizal Bakrie Sebagai Cuan Batubara
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo bersama politisi Partai Golkar


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyapa para politisi senior baik dari Partai Golkar maupun para mantan aktivis Partai Golkar pada Jumat, (21/10) malam.

Tak kurang Presiden Jokowi menyapa politisi gaek Akbar Tanjung seraya memberitahukan kepada peserta pertemuan bahwa dirinya adalah teman SMP dari istri Akbar Tanjung, yakni Krisnina Maharani atau Nina Akbar Tanjung.

"Asal tahu istri Pak Akbar Tanjung itu teman saya semasa SMP," katanya.

Politisi lain seperti Jusuf Kalla, Surya Paloh, tak luput dari sapaan hangat Presiden Joko Widodo.

Misalnya saat menyapa Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan presiden juga melontarkan beberapa gurauan.

"Saya kaget malam ini Pak Luhut pakai jas kuning Partai Golkar biasanya lebih senang mengenakan batik," kata Jokowi yang disambut tepuk tangan meriah para peserta.

Tak hanya itu, bahkan Presiden Jokowi "meroasting" Luhut yang mengenakan jas Partai Golkar agar berdiri, yang sontak disambut riuh para peserta yang hadir memberikan tepuk tangan. 

Presiden juga menyapa Ginandjar Kartasasmita, Agus Harimurthi Yudhoyono dan sekretaris jenderal partai politik yang hadir pada Jumat ( 21/10) malam.

"Saya lihat Pak Ical sekarang wajahnya carah karena harga batubara lebih dari US$ 400 per ton," kata Jokowi.

Sebagai gambaran harga batubara di pasar global memang sempat menyentuh harga tertinggi yakni US$ 458 per ton. Pada perdagangan di pasar berjangka hari ini harga batubara masih ada di kisaran US$ 390 per ton atau lebih tinggi sekitar 70% dibandingkan dengan harga tahun lalu.

Kondisi ini jelas membuat taipan batubara seperti Aburizal Bakrie tidak hanya tersenyum tapi mungkin bisa bersorak gembira.

Sebab Aburizal Bakrie, melalui Grup Bakrie masih menjadi pemegang saham mayoritas di PT Bumi Resources Tbk (BUMI), perusahaan dengan kemampuan memproduksi batubara sebesar hampir 100 juta ton per tahun.

Catatan saja, tahun ini BUMI mengincar target produksi batubara 70 juta ton - 78 juta ton.  Sedangkan tahun depan target ini dikerek menjadi sekitar 85 juta ton sampai 90 juta ton.

Tak hanya harga batubara yang tinggi yang bikin Aburizal Bakrie tersenyum. Sebab di bisnis batubara ia baru saja mendapatkan rekanan baru taipan Grup Salim, dan sekaligus menyelesaikan sebagian utang yang bermasalah hukum.

Seperti kita tahu belum lama ini PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga menggelar aksi korporasi penerbitan saham baru Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan mekanisme private placement

Private placement ini, pengendalian BUMI sebagian dipegang bersama Grup Salim. Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari Jumat (21/10) kemarin harga BUMI di tutup pada Rp 182 per saham atau naik 2,25% dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

 

Presiden Direktur BUMI Adika Nuraga memastikan, meskipun Grup Salim masuk menjadi salah satu pemegang saham terbesar, Grup Bakrie akan tetap menjadi pengendali perusahaan. Dengan kata lain, kebijakan terkait BUMI akan diputuskan bersama dengan Grup Salim.

Sebagai catatan, Anthoni Salim, pemilik Grup Salim, akan menjadi investor strategis dalam aksi korporasi ini. Grup Salim akan masuk lewat Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investment (TGIL). 

Setelah private placement, Grup Bakrie masih memiliki 28,38% saham dan Grup Salim menguasai 28,32% saham BUMI. Sementara kepemilikan Agoes Projo mencapai 8,82% saham BUMI.
 
Di antaranya, BUMI bakal melakukan pengembangan batubara menjadi etanol dan amonia. Nah pengembangan ini akan dimandatkan pada kedua anak usahanya, yakni KPC dan Arutmin.
Dana hasil private placement ini dipakai untuk membayar utang BUMI. Berdasarkan skema restrukturisasi utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI)  

Dileep Srivastava, Director & Corporate Secretary BUMI pekan lalu menyebut BUMI sudah melakukan pembayaran atas kewajiban utang sesuai kesepakatan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).  

Ini sesuai dengan rencana penggunaan dana hasil PHTHMETD yang disampaikan dalam prospektus. Menurut prospektus, sekitar US$ 1,56 miliar dana hasil private placement akan digunakan untuk melunasi utang ke kreditur PKPU. Sisa utang PKPU yang harus dibayar oleh BUMI memang jatuh tempo pada 11 Desember tahun ini.

Dengan tuntasnya proses restrukturisasi utang PKPU ini, BUMI resmi memiliki pengendali baru. "Perseroan menegaskan bahwa kelompok usaha Bakrie dan Grup Salim saat ini bersama-sama menjadi pemegang saham pengendali BUMI," terang Dileep. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×