Reporter: Asep Munazat Zatnika, Widyasari Ginting, Herlina KD | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini perlu diwaspadai oleh pemerintah maupun Bank Indonesia (BI). Pasalnya, bila kondisi ini terus berlanjut, ada kekhawatiran cadangan devisa bakal tergerus karena aktivitas intervensi yang dilakukan oleh BI.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan sejauh ini BI belum berencana mengeluarkan cadangan devisa untuk intervensi pasar. "Kami merasa pasar akan tetap stabil," ujarnya Rabu (4/6).
Menurutnya, saat ini cadangan devisa masih cukup aman. Bahkan, kata Agus, masih ada potensi cadangan devisa untuk meningkat. Berdasarkan data BI, cadangan devisa per akhir April 2014 sebesar US$ 105,56 miliar.
Menurut Agus, meski sumber cadangan devisa dari perdagangan turun, namun aliran dollar yang masuk melalui pasar surat berharga negara (SBN) dan instrumen pasar modal cukup besar. Menurutnya, sepanjang Januari - Mei 2014 arus dana masuk dari pasar uang ini sekitar Rp 130 triliun.
Ekonom Standar Chartered Bank Eric Alexander Sugandhi bilang, pelemahan nilai tukar yang terjadi saat ini bukan hanya karena faktor internal, yakni defisit neraca perdagangan saja, tapi juga ada faktor eksternal. Buktinya, kata Eric, nilai tukar beberapa negara lain juga melemah. Sehingga wajar bila BI tak buru-buru mengintervensi pasar.
Meski begitu, kata Eric, kemungkinan BI tetap akan melakukan intervensi pasar bila rupiah jatuh ke leval Rp 11.900 per dollar Amerika Serikat (AS). "Intervensi BI bukan untuk mempertahankan rupiah di level tertentu, tapi hanya untuk memperkecil volatilitasnya," ujar Eric.
Eric bilang, saat ini tekanan cadangan devisa memang bertambah dengan kondisi neraca perdagangan yang defisit. Tapi, ia belum bisa memperkirakan berapa besar potensi penurunan cadangan devisa.
Menurut Eric, posisi cadangan devisa akan sangat tergantung seberapa agresif BI dalam melakukan intervensi pasar. Faktor lain yang juga menentukan naik turunnya cadangan devisa adalah kondisi arus modal (capital and financial).
Doddy Arifianto, Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga bilang, bila BI melakukan intervensi saat ini tidak akan terlalu jor-joran karena pelemahan rupiah tidak terlalu dalam. Menurutnya, intervensi dari BI hanya dilakukan untuk meredam fluktuasi rupiah saja. Alhasil, kata Doddy potensi penurunan cadangan devisa juga tidak terlalu besar.
Ia memperkirakan, bila cadangan devisa turun, kemungkinan masih akan ada di kisaran US$ 104 miliar atau hanya berkurang US$ 1 miliar dari posisi April.
Tapi, Doddy mengingkatkan tekanan rupiah masih akan berlanjut setidaknya hingga Juli saat pemilihan presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News